Kesiapanpelaku usaha hotel dan restoran dalam penerapan standar minimal usaha pariwisata (reza lukiawan dan ajun tri setyoko) 1. Restoran v hotel menyediakan restoran minimal 3 buah yang berbeda jenisnya, salah satunya coffee shop, dan 2 restoran lainnya misalnya japanese, chinese, italian, grill, dll.
- Era new normal disambut pengelola restoran untuk kembali menjalankan bisnis. Namun pelaku bisnis restoran diminta untuk berpedoman pada protokol kesehatan khusus guna meminimalisir pandemi virus Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf menerbitkan handbook berjudul "Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan di Restoran/ Rumah Makan". Berikut ini panduan khusus di area kerja restoran bagi pelaku usaha dan karyawan Baca juga Panduan Layanan Pesan Antar Makanan pada Era New Normal dari Kemenparekraf Area Dapur untuk Pengelola Usaha 1. Pastikan pembelian, penanganan, pengolahan, persiapan hingga penyajian makanan/minumandilakukan sesuai standar hygiene dan sanitasi pangan serta aturan protokol kesehatan 2. Perhatikan standar kebersihan dan keamanan ketika menerima bahan makanan dan minuman dari pihak pemasok, batasi jumlah orang yang menerima, minimalkan kontak fisik, serta selalu menjaga kebersihan fasilitas dan area penerimaan. 3. Perhatikan standar hygiene dan sanitasi ketika menyimpan bahan makanan, sesuaikan suhu penyimpanan dengan karakteristik bahan pangan. 4. Membawa makanan dan minuman dari dapur/ tempat penyiapan makanan/ minuman ke area pelayanan makan dan minum dengan menggunakan penutup yang aman. 5. Ruang dapur bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit pest control. Baca juga Panduan Bayar Makanan di Restoran Era New Normal, Tak Cuma Bayar Non Tunai 6. Ruang dapur memiliki sirkulasi udara yang baik. 7. Sediakan sarana cuci tangan pakai sabun CTPS/ handsanitizer 8. Area kerja dibersihkan dengan disinfektan/ cairan pembersih lain yang aman dan sesuai sebelum digunakan, pada saat kondisi dapur kotor, dan pada saat operasional selesai. 9. Peralatan dan perlengkapan memasak dibersihkan dan disimpan sesuai dengan standar hygiene dan sanitasi. 10. Tempat sampah dalam keadaan tertutup, dan sampah di dalamnya dibuang segera begitu penuh. 11. Minimalkan penggunaan peralatan dan perlengkapan secara bersamaan dan laksanakan prosedur sanitasi apabila akan digunakan oleh penjamah pangan yang berbeda. Baca juga Panduan Selama di Restoran untuk Pengusaha, Karyawan, dan Tamu dari Kemenparekraf 12. Batasi jumlah karyawan penjamah pangan atau lakukan pengaturan jarak aman minimal 1 meter dengan tanda khusus atau melakukan rekayasa teknis untuk menghindari kontak fisik antar karyawan. 13. Pastikan prosedur untuk mencicipi makanan dilaksanakan sesuai standar hygiene dan sanitasi yang berlaku, hindari penggunaan peralatan yang telah dipakai untuk mencicipi makanan. 14. Pasang peta lokasi titik kumpul dan jalur evakuasi. 15. Letakan alat pemadam kebakaran pada lokasi yang mudah dijangkau, lengkapi dengan petunjuk cara menggunakannya. dok. Biro Puskompublik Kemenparekraf Kemanparekfraf luncurkan Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan di Restoran/Rumah Makan. Salah satu aturan mengenai Karyawan menggunakan masker, sarung tangan, atau penjepit makanan pada saat penyajian untuk mengurangi kontak dengan makanan/minuman. Area Dapur untuk Karyawan1. Karyawan penjamah pangan harus dalam keadaan sehat pada saat melaksanakan pekerjaan di dapur. 2. Karyawan penjamah pangan tidak menggunakan perhiasan seperti cincin, gelang dan jam tangan. 3. Mewajibkan semua penjamah pangan atau karyawan yang kontak langsung dengan pangan agar menggunakan masker, sarung tangan, atau penjepit pada saat menyentuh pangan siap saji dan menggunakan penutup kepala dan celemek pada saat persiapan, pengolahan dan penyajian pangan. Penggunaan sarung tangan sesuai dengan standar keamanan pangan yang berlaku. Baca juga Jangan Lakukan 9 Hal Ini Ketika Makan di Restoran Era New Normal 4. Membatasi kontak secara langsung pada makanan yang sudah matang/ siap disajikan dengan menggunakan sarung tangan atau penjepit makanan. 5. Posisi bekerja di area dapur memperhatikan penanda yang telah ditetapkan untuk jarak aman. 6. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah memasak, setelah melakukan tindakan pembersihan misalnya membersihkan area kerja, menangani sampah, selesai dari toilet dan lain lain. LOTULUNG Pelayan menggunakan masker saat cuci tangan sebelum masuk ke Restoran Sederhana di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Senin 8/6/2020. Sebagai bagian dari rencana penerapan kenormalan baru 8 Juni 2020, pemerintah DKI Jakarta mengharuskan pengusaha rumah makan membatasi kapasitas maksimal 50 persen, larangan penyajian makanan secara prasmanan dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Area Administrasi untuk Pengelola Usaha 1. Atur jarak meja kerja dan tempat duduk di dalam kantor minimal 1 meter atau melakukan rekayasa tekni seperti pemasangan partisi. 2. Sediakan saran cuci tangan pakai sabun CTPS/ handsanitizer dalam jumlah yang cukup. 3. Barang publik di ruang kerja dibersihkan dengan disinfektan/ cairan pembersih lain ynag aman dan sesuai minimal 3 kali sehari. 4. Alat tulis dan alat kerja lainnya disediakan untuk setiap karyawan. Baca juga Alur Pintu Masuk di Restoran Era New Normal, Panduan Makan di Luar Rumah 5. Tempat sampah sebaiknya menggunakan penutup. 6. pasang peta lokasi titik kumpul dan jalur evakuasi. 7. Letakan alat pemadam kebakaran pada lokasi yang mudah dijangkau, lengkapi dengan petunjuk cara menggunakannya. Area Administrasi untuk Karyawan 1. Gunakan peralatan dan perlengkapan kerja sendiri, tidak menggunakan secara bersama-sama. 2. Gunakan alat tulis masing-masing Baca juga Panduan Makan di Restoran pada Era New Normal 3. Sarankan pemasok/ supplier untuk menerima pembayaran nontunai. 4. Mengomunikasikan penanganan darurat kepada pihak terkait, seperti pemadam kebakaran, fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, kantor polisi, pos keamanan terdekat, kantor kelurahan/desa. Selamat bekerja kembali bagi para pelaku usaha restoran, tetap jalankan protokol kesehatan untuk kepentingan bersama. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
StandarNasional Indonesia (SNI) 8364:201X dengan judul Usaha restoran, merupakan SNI baru yang disusun oleh Komite Teknis 03-09 Manajemen Pariwisata. Standar ini telah dikonsensuskan di Jakarta, pada tanggal 3 Oktober 2016.
Semua koki di setiap restoran pastinya sudah menjalani pelatihan memasak, baik dibimbing oleh seniornya, maupun langsung ditangani oleh Chef. Setelah dinilai mampu, para koki ini akan dilepas, artinya pengawasan terhadap proses memasak yang mereka lakukan mulai dikurangi. Namun ternyata, setelah beberapa bulan berlalu, masakan yang dibuat mulai berubah, tak lagi sesuai dengan yang diajarkan. Padahal, standar resep juga sudah di print dan ditempel di area kitchen. Setiap menu pasti sudah ada standar kualitasnya, baik rasa, warna, porsi, garnish dan cara penyajiannya. Untuk memenuhi standar kualitas menu yang sudah ditentukan tidak lah mudah. Perlu komitmen dan kesadaran yang tinggi dari setiap koki akan pentingnya standar kualitas menu. Masalah yang kemudian sering timbul adalah, koki tergoda untuk mengambil langkah mudah saat ditemukan kendala, misalnya saat tidak ada bawang goreng, soto dan nasi goreng disajikan saja tanpa bawang goreng. Saat tidak ada daun sop, sop pun disajikan saja tanpa daun sop. Dalam kasus lain, koki juga mengambil langkah cepat saat diburu pesanan yang menumpuk. Misalnya untuk menu yang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum disajikan, dibiarkan saja disajikan tanpa dihangatkan. Tentu masih banyak lagi contoh kasus lain dimana koki tergoda untuk mengabaikan standar kualitas saat menemukan sebuah kendala. Ada juga koki yang berinisiatif mengubah resep tanpa sepengetahuan Chef, misalnya saat tidak ada Asam Jawa untuk kuah Sayur Asam, sang koki menggantinya dengan Tomat. Apa yang harus dilakukan agar koki selalu mematuhi standar resep menu? Berikut adalah beberapa tips yang bisa kita lakukan agar koki selalu mematuhi standar resep menu yang telah kita tentukan 1. Lakukan pelatihan memasak secara berkelanjutan Kita sering berpikir bahwa dengan memberikan pelatihan memasak selama 1 atau 2 minggu, maka para koki akan mengerti, hafal dan selalu memasak sesuai yang kita ajarkan dalam pelatihan. Persepsi seperti ini tidak tepat. Di beberapa kasus, saat kemudian ditemukan kesalahan, beberapa orang mengatakan bahwa pelatihan memasak yang dibuat telah gagal. Padahal, pelatihan itu seyogyanya dilakukan terus-menerus, terjadwal, berkelanjutan. 2. Berikan reward & punishment Kita harus mengapresiasi koki yang memiliki kinerja baik dalam hal standar kualitas. Bisa dengan mengadakan "Cook of the Month" dimana kita menentukan 1 atau 2 koki terbaik setiap bulan untuk menerima hadiah. Bagi koki yang terbukti mengabaikan standar resep menu, ia bisa diberikan hukuman, misalnya dengan SP 1 atau bentuk punishment lainnya yang mendidik. 3. Aktifkan briefing harian Breifing merupakan media komunikasi internal dimana kita bisa selalu mengingatkan akan pentingnya standar kualitas masakan. 4. Mengadakan tes kompetensi cook Tes atau uji kompetensi cook dibuat agar kita bisa melakukan seleksi ketat siapa saja dari koki yang memang kompeten dan yang tidak. Tes kompetensi cook bisa kita adakan setiap 3 bulan sekali. Tesnya terdiri dari tes teori dan praktek. Bagi yang tidak lulus uji kompetensi, maka ia bisa dialihkan ke posisi atau bagian lain yang lebih cocok berdasarkan prinsip the right man on the right place. 5. Berikan akses dan kemudahan untuk menjaga stock Agar koki bisa selalu memasak sesuai standar menu yang kita tetapkan, maka kita juga harus memperhatikan ketersediaan stock bahan masakan. Kita bisa menugaskan stock keeper atau petugas gudang untuk selalu mempertahankan ketersediaan bahan masakan. Demikian artikel tentang koki, standar resep dan pelatihan memasak. Semoga bermanfaat.
e Isi dan bentuk kesepahaman perjanjian menggunakan standar yang telah dibuat dan ditetapkan oleh pengelola "Sederhana". Setelah calon investor menyetujui butir-butir pedoman yang telah disetujui, maka calon investor melakukan akad kerjasama dengan Restoran melalui notaris/pihak ketiga. Di dalam perjanjian yang dibuat
Standar resep ditentukan hotel untuk memastikan bahwa pembuatan menu makanan menghasilkan kualitas yang standar. Pembuatan standar resep ini seringkali hanya mempertimbangkan komposisi bahan tanpa mempertimbangkan biaya, sehingga sering terjadi masalah di mana biaya yang ditetapkan di awal tidak sesuai dengan yang dikeluarkan. Tujuan dari penelitian adalah membuat sistem informasi yang dapat menghitung perencanaan biaya makanan dengan mempertimbangkan standar resep sehingga pengguna dapat mengevaluasi terlebih dahulu biaya yang harus keluar saat merencanakan pembuatan produk atau menjual produk tersebut. Metode pengembangan sistem dibuat berbasis web dengan teknik berorientasi objek dengan model pengembangan sistem menggunakan model Prototyping. Proses bisnis perusahaan dirancang menggunakan pemodelan proses bisnis yang dibuat dalam Business Process Model and Notation BPMN. Perancangan sistem informasi menggunakan Unified Modeling Language UML yaitu perancangan use case diagram dan perancangan struktur basis data menggunakan Entity Relationship Diagram ERD. Sistem informasi dirancang menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor atau biasa disebut PHP berbasis Framework Codeigniter dan manajemen basis data menggunakan MySQL. Hasil dari penelitian ini adalah sistem informasi laporan keuangan laba rugi food and baverages hotel berbasis resep. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem informasi dapat menentukan standar resep, menghitung perencanaan biaya sesuai standard resep, menghitung total biaya makanan, melakukan transaksi pembelian bahan baku berdasarkan perencanaan biaya dan transaksi penjualan produk. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Diterima Redaksi 21-02-2022 Selesai Revisi 25-08-2022 Diterbitkan Online 31-08-2022 31 Terakreditasi Peringkat 4, SK No. 28/E/KPT/2019 DOI Sistem Informasi Laporan Keuangan Laba Rugi Berbasis Resep Studi Kasus Food and Baverages Hotel XYZ Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 1, 2, 3 Universitas Telkom, Jl. Telekomunikasi No. 1, Terusan Buahbatu - Bojongsoang, Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40257, Indonesia Email andikasetiawan Recipe standards are determined by the hotel to ensure that the manufacture of food menus produces standard quality. The preparation of this standard recipe often only considers the composition of the ingredients without considering the cost, so there are often problems where the costs set at the beginning do not match the costs incurred. The purpose of the research is to create an application that can calculate food cost planning by considering recipe standards so that users can evaluate in advance the costs that must be incurred when planning the manufacture of the product or selling the product. The application development method is made web-based with object-oriented techniques with a system development model using the Prototyping model. The company's business processes are designed using business process modeling created in the Business Process Model and Notation BPMN. The application design uses the Unified Modeling Language UML, namely the design of use case diagrams and the design of database structures using Entity Relationship Diagrams ERD. The application is designed using the Hypertext Preprocessor programming language or commonly called PHP based on the CodeIgniter Framework and database management using MySQL. The result of this research is the application of a financial statement information system for food and beverage hotel income based on standard recipes. The results show that the application can determine recipe standards, calculate cost planning according to recipe standards, calculate total food costs, make purchases of raw materials based on cost planning and product sales transactions. Keywords Cost Planning, Standard Recipe, Information System Standar resep ditentukan hotel untuk memastikan bahwa pembuatan menu makanan menghasilkan kualitas yang standar. Pembuatan standar resep ini seringkali hanya mempertimbangkan komposisi bahan tanpa mempertimbangkan biaya, sehingga sering terjadi masalah di mana biaya yang ditetapkan di awal tidak sesuai dengan yang dikeluarkan. Tujuan dari penelitian adalah membuat sistem informasi yang dapat menghitung perencanaan biaya makanan dengan mempertimbangkan standar resep sehingga pengguna dapat mengevaluasi terlebih dahulu biaya yang harus keluar saat merencanakan pembuatan produk atau menjual produk tersebut. Metode pengembangan sistem dibuat berbasis web dengan teknik berorientasi objek dengan model pengembangan sistem menggunakan model Prototyping. Proses bisnis perusahaan dirancang menggunakan pemodelan proses bisnis yang dibuat dalam Business Process Model and Notation BPMN. Perancangan sistem informasi menggunakan Unified Modeling Language UML yaitu perancangan use case diagram dan perancangan struktur basis data menggunakan Entity Relationship Diagram ERD. Sistem informasi dirancang menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor atau biasa disebut PHP berbasis Framework Codeigniter dan manajemen basis data menggunakan MySQL. Hasil dari penelitian ini adalah sistem informasi laporan keuangan laba rugi food and baverages hotel berbasis resep. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem informasi dapat menentukan standar resep, menghitung perencanaan biaya sesuai standard resep, menghitung total biaya makanan, melakukan transaksi pembelian bahan baku berdasarkan perencanaan biaya dan transaksi penjualan produk. Kata Kunci Perencanaan Biaya, Standar Resep, Sistem Informasi Pendahuluan Industri pariwisata di Indonesia termasuk salah satu industri yang ikut berperan besar dalam peningkatan perekonomian Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan perkembangan dan is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise Volume 7, Nomor 1 2022 Hal. 31-45 ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 32 pertumbuhannya yang sangat cepat di beberapa daerah, terutama di daerah yang padat wisata di Indonesia. Selama melakukan perjalanan biasanya wisatawan memerlukan rentang waktu yang beragam tergantung aturan dari instansi tertentu ataupun kebutuhan dan kesanggupan. Demi memenuhi kebutuhan wisatawan tersebut, Industri di sektor pariwisata haruslah diiringi dengan penyediaan akomodasi yang sesuai dan beragam. Salah satu akomodasi yang dimaksud adalah hotel dan restoran sebagai tempat persinggahan dan peristirahatan bagi wisatawan. Dengan demikian, usaha akomodasi dapat diartikan sebagai salah satu jenis usaha yang menggunakan satu bangunan utuh atau sebagian yang disediakan agar setiap orang dapat menginap, makan serta memperoleh layanan dan fasilitas lain dengan pembayaran. Hotel, selain menyediakan jasa penginapan biasanya juga memperhatikan aktivitas penjualan makanan dan minuman yang menjadi sumber penghasilan terbesar setelah jasa penginapan. Penjualan makanan dan minuman dilakukan dengan berbagai bentuk, ada yang dijual melalui restoran hotel langsung, bar hotel, layanan kamar, maupun perjamuan. Restoran dan bar hotel biasanya berada dalam area yang sama tetapi tidak menutup kemungkinan akan dipisah tergantung pihak hotel yang menyediakan. Layanan kamar merupakan pelayanan pihak hotel yang diberikan untuk tamu yang ingin menikmati makanan langsung dikamarnya. Sedangkan perjamuan merupakan pelayanan yang biasanya harus melalui proses pemesanan terlebih dahulu, biasanya dipesan untuk kegiatan pertemuan bisnis yang menggunakan ruangan khusus dengan kapasitas tertentu pula. Dengan demikian ragam pemasukan atau pendapatan setiap hotel tentunya juga berbeda karena tidak semua hotel menyediakan fasilitas restoran dan bar. Aktivitas penjualan makanan dan minuman hotel juga memberikan kontribusi keuntungan untuk hotel. Untuk mengukur seberapa besar kontribusi keuntungan yang diperoleh tentunya perlu memperhatikan cost atau biaya dari pembuatan makanan tersebut. Pengendalian biaya tidak bisa dilakukan pada saat tertentu saja, karena juga menyangkut atas seluruh pengendalian biaya itu sendiri terkait fungsi manajemen, seperti perencanaan operasional, koreksi dan evaluasi. Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan melakukan perencanaan biaya, dimana nilai biaya disesuaikan dengan pelaksanaan untuk menentukan besar penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan mencapai laba yang diharapkan [1]. Perencanaan biaya biasanya diawali dengan penyusunan standar resep makanan dan minuman untuk menentukan komposisi bahan untuk setiap pembuatan makanan dan minuman. Standard Cost atau biaya standar merupakan biaya yang ditentukan di awal dan merupakan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk yang menjadi pedoman dalam pengeluaran biaya sesungguhnya dan menjadi bagian dari pengendalian biaya [2]. Biaya makanan yang telah memenuhi biaya standar dapat tercapai jika tidak ada bahan yang terbuang dan terciptanya efisiensi yang optimum dan telah mengikuti semua standar yang telah ditetapkan untuk mencapai laba optimal [3]. Secara sederhana dapat diartikan bahwa penetapan biaya standar merupakan salah satu langkah dalam merencanakan biaya. Adapun alat yang bisa digunakan dalam merencanakan biaya adalah dengan membentuk anggaran. Anggaran merupakan nilai kuantitatif dari rencana yang menggambarkan tujuan perusahaan dan tindakan yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan[4]. Menyesuaikan dengan fungsi perencanaan biaya pada food and beverage hotel, pembuatan anggaran juga memperhatikan menu yang akan dijual karena akan mempengaruhi standar pembiayaan nantinya. Menu adalah dasar untuk mengendalikan proses dalam operasional food and beverage sehingga dibutuhkan untuk evaluasi pelaksanaan produksi sebagai strategi pengendalian biaya [5]. Dalam kasus beberapa hotel di Indonesia, meskipun biaya standar telah ditetapkan namun dalam penerapannya masih banyak hotel yang dalam perhitungannya mendapatkan biaya sesungguhnya actual cost yang tidak memenuhi standar dan perencanaan yang telah ditetapkan. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan takaran bahan baku yang berubah-ubah, adanya biaya-biaya yang belum terhitung bahkan ada yang dikarenakan penetapan perencanaannya belum dikalkulasikan secara tertulis. Dengan kasus-kasus tersebut memungkinkan timbulnya Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 33 kesetimpangan biaya yang keluar dengan keuntungan yang diperoleh pun tidak sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan. Dengan demikian perlu adanya perhatian khusus, salah satunya dengan menerapkan perhitungan dan perencanaan biaya secara terkomputerisasi untuk memperbaiki dan mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang timbul. Fase keempat dari revolusi teknologi ini mengubah cara manusia bergerak dan berinteraksi dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya sehingga manusia dapat merasakan kehidupan dalam ketidakpastian global [6]. Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan dari komponen-komponen baik fisik maupun non fisik yang terintegrasi untuk mengolah data keuangan menjadiinformasi keuangan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan manajer maupun pihak luar [7]. Teknologi yang diterapkan dalam bisnis-bisnis di era sekarang salah satunya adalah website untuk transaksi penjualan antara penjual dan pembeli [15]. Metode Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam membangun aplikasi adalah model Prototyping. Model pengembangan ini memungkinkan pengembang menggunakan atau menyediakan sistem prototype untuk menggambarkan sistem, sehingga pemilik atau pengguna sistem memiliki gambaran pengembangan sistem yang akan dilakukan. Secara singkat pengembang dapat membuat prototype sebelum membuat sistem yang sebenarnya [8]. Gambar 1. Prototype Model [9] 1. Analisa kebutuhan user Pada tahapan ini diawali dengan pengumpulan data dengan mengkomunikasi dan mendengarkan kebutuhan user yang kemudian dianalisa dan merumuskan solusi untuk memecahkan permasalahan yang ada [10]. Dalam Tahapan ini yang sangat diperlukan untuk dianalisa adalah hambatan yang dialami, siapa saja user sistem, dan fungsi apa saja yang akan ditangani sistem [11][12]. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan observasi dan wawancara langsung dengan pihak Cost Controler, F&B Manager dan Purchase Officer hotel. 2. Perancangan prototype Pada tahap kedua, perancangan sistem digambarkan dalam bentuk diagram-diagram UML yang diantaranya use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram dan entity relationship diagram [12]. Pada penelitian ini diagram yang digunakan adalah use case diagram. Pada tahap ini juga dilakukan perancangan mock-up dan tools yang digunakan adalah aplikasi Balsamiq Mock-up. 3. Mengkodekan sistem operasional Pada tahap pemrograman, pembangunan aplikasi menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan Database Management System DBMS MySQL yang menghasilkan aplikasi Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 34 yang dapat dijalankan. Untuk tahap ini digunakan aplikasi Visual Studio Code sebagai tools dan framework yang digunakan adalah Codeigniter. 4. Test System Operational Pada tahapan ini dilakukan evaluasi dengan user dengan melaksanakan diskusi atas prototype yang telah dirancang. Saat proses diskusi diharapkan adanya kritikan, saran dan masukan dari user untuk dilakukan perbaikan sampai akhirnya user merasa aplikasi telah sesuai dengan kebutuhan. Pada tahapan ini biasanya dilakukan pengujian jenis blackbox testing untuk menilai fungsionalitas prototype aplikasi yang dibangun [13][14]. Hasil dan Pembahasan Dari hasil analisis telah didapatkan gambaran proses bisnis yang sedang berjalan pada hotel. Menyesuaikan dengan topik dan judul yang diangkat, proses bisnis yang diambil merupakan proses bisnis yang terjadi di sekitar ruang lingkup kerja Departemen food & beverage dengan Departemen Akuntansi Hotel. Revolusi industri yang berdampak pada era disrupsi teknologi disebabkan oleh otomatisasi dan konektivitas di berbagai sektor, sehingga persaingan kerja tidak linier. Adapun proses bisnis yang berjalan saat ini akan dipaparkan melalui bentuk pemodelan proses bisnis yang dibuat dalam Business Process Model and Notation BPMN. Gambar 2. BPMN Proses bisnis yang berjalan di perusahaan Secara garis besar, untuk membuat perencanaan biaya food & beverage hotel memerlukan dua departemen yang berhubungan yaitu Departemen Akuntansi dan Departemen Food & Beverage. Adapun proses bisnis berjalan diawali dengan F&B Manager menetapkan menu. Setelah publikasi menu, waiters atau cashier akan menerima pesanan tamu, kemudian Chef dan Barista memproduksi makanan dan minuman sesuai pesanan. Jika makanan dan minuman sudah siap, waiter akan menyajikan makanan dan cashier menerima pembayaran tagihan tamu. Jika kebutuhan bahan baku kurang atau habis, chef akan membuat daftar kebutuhan bahan baku yang perlu dibeli, dan purchase officer melakukan pembelian. Namun jika terjadi penjualan satu hari, maka cashier akan merekap penjualan menjadi laporan penjualan harian. Begitupun purchase officer juga akan membuat laporan penjualan harian berdasarkan pembelian bahan baku. Auditor akan menggabungkan dan menghitung laporan harian penjualan menjadi laporan bulanan. Setelah itu, Cost Controller akan menerima semua rangkuman biaya atas pembelian bahan baku beserta penjualan dan melakukan Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 35 perencanaan dan evaluasi biaya. Dan terakhir, Chief Accounting akan mengesahkan laporan keuangan dan perencanaan biaya. Dari hasil analisis dan perancangan sistem, selanjutnya penulis mengimplementasikan ke dalam pemrograman untuk membangun sistem informasi. Terdapat dua jenis implementasi yang dilakukan, yaitu implementasi basis data dan implementasi proses. 1. Entity Relationship Diagram Pada ER Diagram digambarkan setiap entitas memiliki relasi dengan entitas lain, hal ini menunjukkan bagaimana hubungan antar data yang mana satu data di dalam sebuah entitas juga digunakan pada entitas lain. Perencanaan biaya yang dikeluarkan untuk suatu resep direpresentasikan oleh entitas anggaran pada diagram. Anggaran memiliki relasi dengan entitas menu untuk menggambarkan bahwa anggaran dihitung sesuai dengan menu dan standar resep yang ditentukan oleh hotel. Realisasi biaya resep dapat terlihat dari entitas pembelian bahan baku. Informasi perbandingan antara perencanaan realisasi dapat diketahui berdasarkan entitas anggaran, pembelian bahan baku, dan penjualan menu. Berikut adalah hasil rancangan basis data dalam bentuk ERD Gambar 3. Entity Relationship Diagram 2. Use case Diagram Gambaran sistem pada use case diagram, terdapat 5 aktor yang memiliki peran. Kelima aktor yang terlibat diantaranya Pengguna, Cost Controller, F&B Manager, Purchase Officer, Chef dan Cashier. Kelima aktor tersebut merupakan generalisasi-spesialisasi dari aktor pengguna. Berikut adalah definisi dari masing-masing aktor Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 36 Tabel 1. Definisi Aktor Orang yang memiliki hak akses pada aplikasi Orang yang dapat mengakses data biaya-biaya dan dapat melakukan perencanaan biaya Orang yang dapat mengelola data menu beserta resepnya, membuat anggaran penjualan dan dapat mengelola data penjualan Orang yang dapat melihat data persediaan dan dapat mengelola transaksi pembelian Orang yang dapat mengelola data bahan baku, standar resep dan menu Orang yang dapat melihat data menu dan mengelola transaksi penjualan Berikut adalah use case diagram yang diperoleh berdasarkan analisis kebutuhan sistem Gambar 4. Use case Diagram 3. Implementasi Data Berikut adalah hasil implementasi basis data yang dibuat menggunakan MySQL. Masing-masing tabel memiliki relasi antar tabel seperti yang telah digambarkan pada rancangan ER diagram dan diagram relasi antar tabel sebelumnya. Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 37 Gambar 5. Implementasi basis data a. Implementasi Proses Berdasarkan rancangan di atas, dibuatkan sistem informasi yang dapat mengolah transaksi-transaksi keuangan berdasarkan anggaran. Transaksi tersebut adalah transaksi pembelian bahan baku, dan transaksi penjualan. Transaksi tersebut kemudian diproses berdasarkan sistem dan menghasilkan laporan keuangan. Sedangkan untuk penganggaran, akan menghasilkan laporan realisasi anggaran. Berikut adalah hasil implementasi proses yang dibuat berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem. Hasil implementasi telah penulis sediakan dalam bentuk contoh kasus yang disertai gambar antar muka pengguna dari masing-masing fungsionalitas aplikasi. Contoh kasus, dimisalkan PT ABC akan melaksanakan rapat pada tanggal 02 Februari 2022 di Grand Rocky Hotel Bukittinggi dengan menyewa meeting room hotel. Setelah pihak PT ABC melakukan kesepakatan dengan sales marketing officer hotel, diketahui rapat akan dihadiri sebanyak 25 orang dan pihak PT ABC meminta untuk disediakan makan siang di restoran hotel sebanyak 25 pax dengan menu “Ayam Goreng Oriental”. Tabel 2. Data Contoh Kasus Berdasarkan contoh kasus tersebut, maka implementasi proses dalam sistem informasi akan dijelaskan pada langkah-langkah berikut 1. Halaman Login Proses login adalah proses awal sebelum pengguna mengakses aplikasi. Pada halaman ini pengguna diharuskan memasukkan “ID pengguna” dan “password” yang telah disediakan pada Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 38 inputan login. Proses ini berfungsi untuk memberikan batasan akses bagi tiap pengguna. Berikut gambar tampilan halaman login. Gambar 6. Halaman Login 2. Proses penganggaran Setelah menerima data dari sales marketing officer, F&B Manager akan melakukan penganggaran pada aplikasi. Dengan mengakses submenu “Anggaran”, F&B Manager melakukan input data dengan mengklik tombol “+ Tambah data” dan mengisi data anggaran penjualan pada form yang disediakan. Tampilan halaman untuk transaksi anggaran terdapat pada Gambar 7. Gambar 7. Halaman awal Anggaran Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 39 Gambar 8. Halaman input data Anggaran Pada halaman input data anggaran, pengguna sistem mengisi data jumlah porsi untuk jenis makanan yang sesuai dengan pesanan konsumen. Pada gambar dicontohkan untuk menu ayam goreng oriental dianggarkan sebanyak 25 porsi. Sesuai dengan Gambar 8. Gambar 9. Halaman detail Anggaran Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 40 Sesuai dengan input-an rencana menu yang akan dibuat, sistem akan secara otomatis menghitung biaya resep yang harus dianggarkan berdasarkan data standar resep untuk membuat menu yang sudah ditentukan. Ilustrasi rinci sesuai dengan contoh terdapat pada Gambar 9. 3. Transaksi pembelian bahan baku Setelah dilakukan penganggaran, chef memeriksa kebutuhan bahan baku pada detail anggaran dengan persediaan bahan baku di gudang. Jika bahan baku dirasa kurang, chef akan meminta purchase ofiicer melakukan pembelian bahan baku. Setelah dilakauan pembelian, purchase officer melakukan input data transaksi pada aplikasi dengan mengakses submenu “pembelian”. Pada halaman ini, purchase officer dapat menambah data transaksi baru, export data ke dalam format PDF, dan melihat detail transaksi. Berikut adalah tampilan halaman untuk transaksi pembelian bahan baku. Gambar 10. Halaman awal Transaksi Pembelian 4. Transaksi penjualan Jika bahan baku dan estimasi menu yang dapat diproduksi sudah cukup, maka hotel sudah dapat melakukan penjualan. Saat terjadi realisasi, cashier akan melakukan input data transaksi atas penjualan menu “Ayam Goreng Oriental” yang terjual sebanyak 25 porsi. Pada halaman ini, pengguna dapat menambah data transaksi baru, export data ke dalam format PDF, mengeluarkan nota penjualan dan melihat detail transaksi. Berikut adalah tampilan halaman untuk transaksi pembelian bahan baku. Gambar 11. Halaman awal Transaksi Penjualan Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 41 5. Jurnal umum Jika sudah terjadi transaksi, maka secara otomatis akan dibentuk jurnal umum di periode akuntansi berjalan. Untuk menampilkan jurnal umum, pada halaman ini pengguna diharuskan menyaring data terlebih dahulu dengan memilih periode jurnal. Berikut adalah tampilan halaman jurnal. Gambar 12. Halaman Jurnal Umum 6. Buku besar Seiringan dengan adanya jurnal umum, aplikasi juga akan secara otomatis membentuk buku besar berdasarkan kode akun dan periode akuntansinya. Untuk menampilkan buku besar, pada halaman ini pengguna diharuskan menyaring data terlebih dahulu dengan memilih periode buku besar dan akun yang diperlukan. Berikut adalah tampilan halaman buku besar pada Gambar 13. 7. Laporan laba rugi Setelah adanya transaksi penjualan di periode tertentu, aplikasi juga secara otomatis membentuk laporan laba rugi. Untuk menampilkan laporan laba rugi, pada halaman ini pengguna diharuskan menyaring data terlebih dahulu dengan memilih periode laba rugi yang diperlukan. Berikut adalah tampilan halaman laporan laba rugi pada Gambar 14. Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 42 Gambar 13. Buku Besar Gambar 14. Laporan Keuangan Laba Rugi Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 43 8. Laporan Realisasi Anggaran Setelah satu periode berakhir, cost controller akan melakukan perbandingan antara biaya yang direncanakan dan biaya aktual untuk dilakukan evaluasi, karena jika ternyata aktual lebih besar dari anggaran maka yang di anggap benar adalah biaya yang di anggarkan [16]. Untuk menampilkan laporan realisasi anggaran, pada halaman ini pengguna diharuskan menyaring data terlebih dahulu dengan memilih periode transaksi dan anggaran yang telah dibuat. Pada halaman ini pengguna dapat melakukan simulasi perbandingan biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual. Data perbandingan terdiri dari kalkulasi anggaran penjualan menu dengan biaya resep dan kalkulasi transaksi sesungguhnya dengan biaya resep. Berikut adalah tampilan halaman laporan realisasi anggaran. Gambar 15. Perbandingan Anggaran dan Aktual Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 44 Dari proses tersebut tentunya diawali dengan penentuan biaya resep sesuai standar resep yang digunakan oleh chef. Pada aplikasi, penginputan biaya resep tersebut terdapat pada submenu “catatan resep” sebagai masterdata untuk keseluruhan fungsionalitas aplikasi. Maka dari biaya resep tersebut, setiap transaksi penganggaran dan realisasi baik itu penjualan maupun pembelian dapat terkalkulasikan dan menghasilkan laporan keuangan. Kesimpulan Sistem informasi laporan keuangan laba rugi ini dapat memudahkan pengguna dalam melakukan perhitungan dan pencatatan biaya resep sebagai pedoman dalam penganggaran dan penentuan nilai penjualan untuk menghasilkan laba pada periode berikutnya. Perhitungan biaya yang dibuat tentunya atas dasar pertimbangan dari riwayat akuntansi yang telah berlalu. Berdasarkan implementasi proyek akhir yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada aplikasi pengguna dapat melakukan pencatatan transaksi pembelian bahan baku, transaksi penjualan, perencanaan biaya food & beverage, melakukan perhitungan biaya food & beverage hotel, serta mengelola laporan keuangan dan laporan realisasi anggaran. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suwandiyono dan Bapak Rahmat yang telah berpartisipasi dalam mendukung data dan informasi kebutuhan penelitian ini serta sebagai narasumber alur kegiatan perencanaan biaya dan alur kegiatan di Hotel. Daftar Pustaka [1] M. M. Marisela and M. D. AR, “ANALISIS CVP COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA YANG DIHARAPKAN Studi pada PT . ALP Petro Industry ,” Jurnal Administrasi Bisnis JAB, vol. 73, no. 2, 2019. [2] S. R. Dewi, Akuntansi Biaya. 2019. [3] O. S. Magfirah B and Y. Fitri, “ANALISIS EFISIENSI BIAYA PRODUKSI DENGAN PENGGUNAAN BIAYA STANDAR DALAM MENINGKATKAN RASIO NET PROFIT MARGIN STUDI EMPIRIS PADA UMKM DENDENG SAPI DI BANDA ACEH,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, vol. 4, no. 2, 2019, doi [4] B. Umarella, “Analisis Anggaran Sebagai Upaya Dalam Perencanaan dan Pengendalian Biaya Proyek Pada PT X di Kota Ambon,” Jurnal Ekonomi, Sosial dan Humaniora, vol. 01, no. 02, 2019. [5] K. Kapidin, “Strategi Pengendalian Biaya dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Departemen Makanan dan Minuman Food & Beverage Department,” Sosio e-kons, vol. 9, no. 2, 2017, doi [6] Supriyati, R. S. Bahri, and E. Komarudin, “Computerized of International Financial Report Standard for Good Governance in Small Medium Enterpreses,” in IOP Conference Series Materials Science and Engineering, 2019, vol. 662, no. 5, doi [7] S. Supriyati and R. Bahri, “Model Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Pondok Pesantren Berbasis SAK ETAP,” is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise, vol. 4, no. 2 SE-Articles, Feb. 2020, doi [8] S. P. D. A. C. Mulyani NS, “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah Notasi Pemodelan,” Abdi Sistematika. 2016. Andika Tegar Setiawan1, Irna Yuniar2, Asti Widayanti3 is The Best Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise ISSN 2252-9853 Print ISSN 2656-808X Online Volume 7 Nomor 1 2022 Hal. 31-45 Attribution-ShareAlike International. Some rights reserved 45 [9] R. S. Pressman, Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Ed. 7. Yogyakarta ANDI, 2012. [10] S. R. Anggraeni and W. A. Kusuma, “ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TERHADAP PEMBELAJARAN JARAK JAUH MENGGUNAKAN METODE USER PERSONA,” Technologia Jurnal Ilmiah, vol. 12, no. 3, 2021, doi [11] D. R. Rohmasari and R. Miharti, “Kebutuhan Pengguna dalam Perancangan Disain Antarmuka SIMRS RSU Aisyiyah Ponorogo,” Jurnal Kesehatan Vokasional, vol. 3, no. 2, 2018, doi [12] R. Nuari, M. N. Fauzy, Y. D. Pambudi, H. Nurmawan, M. F. Noor, and Y. F. Andriani, “Metodologi Penentuan Kebutuhan Sistem Informasi Akademik Berdasarkan Object Oriented Analysis Menggunakan UML,” SENSITEK, vol. 1, no. 1, 2018. [13] K. P. W. Danendra, “Black box testing aplikasi point of sales post,” KURAWAL Jurnal Teknologi, Informasi dan Industri, vol. 4, no. 1, 2021. [14] W. N. Cholifah, Y. Yulianingsih, and S. M. Sagita, “Pengujian Black Box Testing pada Aplikasi Action & Strategy Berbasis Android dengan Teknologi Phonegap,” STRING Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi, vol. 3, no. 2, 2018, doi [15] Supriyati, A. S. Gumilar, S. D. A. Hendarsyah, S. C. Ulfah, and C. N. Albar, “Sistem Informasi Konsultasi Desain dan Dekorasi Taman Berbasis Website,” IJIS – Indonesian Journal On Information System, vol. 6, no. 2, 2021. [16] E. Gani, “Analisis Biaya-Volume-Laba untuk Perencanaan Laba Operasi,” Binus Business Review, vol. 4, no. 2, 2013, doi ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Supriyati Unikom SupriyatiA S GumilarS D A HendarsyahChepi Nur AlbarJasa Dekorasi dan Konsultasi Desain Taman Berbasis web merupakan layanan konsultasi dan dekorasi taman yang hadir dalam dunia e-commerce. Metode penelitian dilakukan melalui studi literatur pengumpulan bahan, metode survey untuk mendapatkan data dan informasi secara langsung kepada rekanan dan beberapa pelanggan. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah perancangan aplikasi Konsultasi Desain dan Dekorasi Taman Berbasis Web. Selain itu Jasa Dekorasi dan Konsultasi Desain Taman Berbasis Web sangat mendukung di era Revolusi Industri Revolusi Industri dikembangkan karena Revolusi Industri memiliki kekurangan pada departemen sumber daya manusia dalam penggunaan teknologi yang berkembang. Namun di tahun 2020 ini beberapa orang sudah sangat akrab dengan teknologi akibat adanya Covid-19, sehingga bagi anak-anak yang masih belajar diwajibkan untuk belajar secara online dan itu bisa membuat orang tua dan anaknya sendiri memiliki kemampuan untuk berlari. sistem yang digunakan. Oleh karena itu pembuatan Jasa Dekorasi dan Konsultasi Desain Taman Berbasis Web memiliki keunggulan dalam bidang pemasaran dan juga Kunci Aplikasi, Konsultasi, Desain, Dekorasi, TamanTujuan penelitian adalah untuk membuat Model Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Pondok Pesantren berbasis SAK ETAP agar memudahkan Pondok Pesantren dalam mengolah keuangan secara cepat dan tepat dan berbasis SAK ETAP agar Laporan Keuangan dan Pencatatan Keuangan yang dilakukan sesuai dengan acuan yang dikeluarkan IAI dalam Buku Pedoman Akuntansi Pesantren. Ini menjadi penting karena tujuan pembuatan buku pedoman akuntansi pesantren adalah bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi pondok pesantren sehingga pondok pesantren mampu menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia dan ditunjang dengan sistem informasi agar pencatatan keuangan dapat dilakukan dengan mudah. Unit analisis yang diteliti dalam penelitian ini adalah 3 Pondok Pesantren di Kota Bandung yaitu Pondok Pesantren Nurul Amanah Cisaranten Kulon, Pondok Pesantren Al Falah Dago, dan Pondok Pesantren Al Burhan Cigadung. Metode Penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian deskriptif, eksploratif, dan survei. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah pembukuan keuangan dan catatan transaksi Pondok Pesantren Nurul Amanah tahun 2009 sampai tahun 2018, pembukuan keuangan Pondok Pesantren Al Falah tahun 1950 sampai tahun 2018, pembukuan keuangan Pondok Pesantren Al Burhan tahun 1950 sampai tahun 2018. Sampel yang digunakan adalah pembukuan keuangan dan catatan transaksi Pondok Pesantren Nurul Amanah tahun 2017 sampai tahun 2018, pembukuan keuangan Pondok Pesantren Al Falah dan Pondok Pesantren Al Burhan tahun 2017 sampai tahun 2018. Hasil dari penelitian ini adalah perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan dengan Model Use Case Diagram, Activity Diagram, research objective is to design a boarding school management model in accordance with the computerized of International Financial Report StandardIFRS approach for Small Medium EnterprisesSMEs and Improving Boarding School Management in order to compete and have a competitive advantage in the face industry The research method used by researchers was a descriptive analysis method and exploratory method. The type of data used was primary, secondary and observational data in Islamic boarding schools in the form of samples in data collection. The results of this study are to design a financial statement model with IFRS approach for SMEs and Improve Islamic Boarding School Governance with a good corporate governance approach to complement and have a competitive advantage in the face industry Dynamic changes with good governance from pesantren in Indonesia in calling for modernity do not always eliminate the value of pesantren in the face of the industrial era The financial statements based on IFRS for SMEs to be able to win the challenge by playing an ideological struggle and the sophistication of information and communication technology as well as globalization flows have caused various changes in all aspects of Islamic boarding schools in prioritizing Islamic Nur Cholifah Yulianingsih YulianingsihSri Melati SagitaAndroid technology today has developed into the daily needs of the public and workers. Therefore, it is necessary to build an Android-based action & strategy application as a knowledge sharing media for Brimob members to improve the quality of each personnel. However, to get optimal results, it is important to perform a thorough test on the application system interface by using black box testing with the aim of knowing whether the functions in the application have run according to their objectives and of evaluating the application suitability for the user's needs. The test is carried out in two stages. The first test is performed on the functions of the android application simultaneously conducted by a number of users. The second test is carried out on the administration web functions conducted by a user. The results of the two tests show no system error. The method used to conduct the tests for this research is a quantitative Riska RohmasariRawi MihartiBackground information systems as a technology in managing hospital data are growing rapidly as demands for quality health services. This is in accordance with regulations that require every hospital to do recording and reporting all hospital activities in the form of SIMRS. The implications of the system development not only have the effect of supporting the improvement of organizational performance, but also a variety of problems that are not as expected of the benefit of SIMRS. One of the problems is that the user needs are not accommodated on the system created. However, in developing an information system, one of the most important elements related to user needs is the design of the interface as a channel for information between the system and its users. RSU 'Aisyiyah Ponorogo has applied SIMRS for several years, but its implementation has not been comprehensive yet. In the daily inpatient census section and hospital reporting activities are still using a manual system that tends to have a high risk of data errors. This becomes a reason to design the interface of the system and its requires in the form of user requirements for the system that is designed. The main stage of building a system is analyzing user needs, specifically identifying the wishes of users who will always interact with the system at all times in supporting their to identify the needs of SIMRS RSU ’Aisyiyah Ponorogo users to design interface, specifically to identify problems in inpatient daily census and hospital reporting activities, users' expectations of the system being built and the data needs of descriptive research with a case study approach. The object of the study was inpatient daily census and hospital reporting activities. The research subjects were 11 people consisting of 1 reporting officer, 8 ward nurses, 1 patient registration officer and 1 hospital technical officer. Techniques of data collection were interview, observation and documented the problem of inpatient census section and hospital reporting section is only social patient data obtained during registration can be accessed by census officers or reporting officers. There is still a data filing error on the census sheet in the ward, therefore there is inconsistent data in patient record. System users, especially census officers and reporting officers, need an interactive and familiar interface such as a display on the daily census manual form. While the information that must be displayed is info on patient identity, inpatient info, discharged patient info, ward and index recapitulation. In reporting presentation activities, system must also accommodate the output data in the form of Barber Johnson Graph as healthcare efficient in order to build a useful information system, it is very important to emphasize the participation of users in the developing process. In this stage, the main problems experienced by users in carrying out their work must be identified; as well as solutions that can be given systemically to improve staff performance and improve organizational services. Keywords analysis of system requirements, user needs, daily census interface GaniThis study conducted cost-volume-profit analysis of the company. A maximum profit can be obtained by analyzing sales volume and product mix to be sold. So that, the cost-volume-profit analysis can be used as a planning strategy of the companys operations profit. To do so, semivariable costs must be separated into variable and static costs. After that the breakeven point can be calculated. By knowing the breakeven point, operations profit planning expected can be made. Research used qualitative method with direct contact by interviewing the company and indirect contact by observing the companys profit-loss financial statements from 2008 to 2011. PT SD Textile is a manufacturing company engaged in the manufacture of damask, sheet and towel. Conditions of sales and the cost of sales have increased in the period of 2008 to 2010 and have decreased in the period of 2011; while the operations expenses have increased in the period 2008 to 2011. The increase and decrease in sales, the cost of sales and operations expenses have a direct impact on the operations profit. The operations profit increased in the period of 2008 to 2009 and decreased in the period of 2010 and increased again during the period of 2011. Given the situasion, it is very important for PT SD Textile to do operations profit planning with attention to sales planning and costs in order to deliver the maximum Khansa PallasBlack box testing terhadap aplikasi POST dilakukan untuk melihat apakah aplikasi POST yang masih terbilang baru ini layak digunakan, terutama karyawan kasir yang lebih berpotensi melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Dipilihnya aplikasi POST karena tersedia pilihan paket gratis yang memiliki fitur yang lebih banyak dibanding kompetitor kebanyakan. Dipilihnya metode black box testing karena tidak memungkinkan untuk menggunakan metode white box testing yang memerlukan pengetesan sampai dengan pemrograman yang digunakan dalam aplikasi. Teknik yang digunakan dalam pengujian pada aplikasi POST adalah equivalence partitioning. Dipilihnya equivalence partitioning karena teknik tersebut adalah teknik yang paling mudah dan paling banyak digunakan dalam melakukan testing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi POST dapat dikatakan layak karena tingkat severity yang diperoleh adalah S2 yang masih dapat ditoleransi. Dari 256 test case, yang dinyatakan gagal adalah 24 test case. Total halaman yang di tes berjumlah 100 halaman dan test case yang dinyatakan gagal terdapat pada 19 halaman Anggaran Sebagai Upaya Dalam Perencanaan dan Pengendalian Biaya Proyek Pada PT X di Kota AmbonB UmarellaB. Umarella, "Analisis Anggaran Sebagai Upaya Dalam Perencanaan dan Pengendalian Biaya Proyek Pada PT X di Kota Ambon," Jurnal Ekonomi, Sosial dan Humaniora, vol. 01, no. 02, dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah Notasi PemodelanS P D A C MulyaniS. P. D. A. C. Mulyani NS, "Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah Notasi Pemodelan," Abdi Sistematika. 2016.
Perintahtersebut ditujukan kepada sejumlah restoran yang memasang plakat halal, namun makanan yang dijual tidak memenuhi standar halal yang ditetapkan oleh Asosiasi Islam China (CIA), demikian pernyataan otoritas setempat sebagaimana dikutip Global Times yang dipantau Antara di Shanghai, Selasa.
Informasi Dasar Jenis katalog Karya Ilmiah - TA D3 - Reference Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang standard recipe pada menu ala carte di Savoy Homann Bidakara Hotel, dalam sebuah hotel terdapat beberapa departemen sebagai penunjang kelancaran operasional, salah satunya adalah kitchen departemen. Savoy Homann Bidakara Hotel memiliki sebuah restoran yaitu Garden Restaurant dimana restoran ini cukup diminati oleh tamu yang berkunjung ke hotel sehingga tingkat kesibukan di kitchen Garden Restaurant tinggi yang mengakibatkan tidak sesuainya produk yang disajikan kepada tamu dengan standar produk yang sudah di tetapkan. Di kitchen departemen dalam membuat produk ada beberapa hal penunjang kelancaran yaitu mengikuti standard recipe yang ada dan sudah di tetapkan dengan tujuan menghindari terjadinya kesalahan dalam membuat prodak baik dalam segi rasa, tampilan maupun bentuk. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa staff dan trainee kurang memperhatikan penampilan dan kelengkapan bahan pada menu ala carte untuk di sajikan kepada tamu dan kurangnya pengawasan manajemen terhadap produk ala carte. Kata kunci Standar resep, Menu Ala Carte, Operasional Dapur. Subjek Katalog Judul Penerapan Standard Recipe Untuk Menu Ala Carte Di Garden Restoran Savoy Homann Bidakara Hotel Di Bandung Pada Tahun 2016 Sirkulasi Pengarang Penyunting/Pembimbing Dendi Gusnadi, Ratu Ratna Mulyati Karsiwi Penerbit Kompetensi DHH3G4 - PROYEK AKHIR VHI3A4 - PROYEK AKHIR Ulasan Belum ada ulasan yang diberikan anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini Kembali
standarpelayanan farmasi di rumah sakit keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1197/menkes/sk/x/2004 ditetapkan di jakarta pada tanggal 19 oktober 2004 menteri kesehatan dr. achmad sujudi departemen kesehatan r.i direktorat jenderal pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan jl. h.r. rasuna said blok x5 kapling no. 4-9 telp
Sertifikat Laik Sehat dan Standar Keamanan Rumah makan dan Restoran Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan foodborne disease dan kejadian¬kejadian pencemaran pangan terjadi tidak hanya di berbagai negara berkembang dimana kondisi sanitasi dan higiene umumnya buruk, tetapi juga di negara-negara maju. Diperkirakan satu dari tiga orang penduduk di negara maju mengalami keracunan pangan setiap tahunnya. Bahkan di Eropa, keracunan pangan merupakan penyebab kematian kedua terbesar setelah Infeksi Saluran Pernafasan Atas atau ISPA. Hal inilah yang menarik perhatian dunia internasional. World Health Organization WHO mendefinisikan Kejadian Luar Biasa KLB keracunan pangan atau dikenal dengan istilah “foodborne disease outbreak” sebagai suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit setelah mengkonsumsi pangan yang secara epidemiologi terbukti sebagai sumber penularan. Kejadian Luar Biasa KLB di Indonesia mempunyai makna sosial dan politik tersendiri karena peristiwanya sering sangat mendadak, mengena banyak orang dan dapat menimbulkan kematian. Dalam penyediaan makanan untuk umum, rumah makan/restoran dituntut untuk memperhatikan aspek-aspek kualitas, kompetitif dalam harga dan keamanan makanan. Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Keamanan makanan saat ini menjadi isu utama bagi upaya membangun citra rumah makan/restoran, oleh sebab itu harus diperhatikan agar tidak menimbulkan keracunan dan penyakit bawaan makanan. Di Amerika Serikat penyakit yang diakibatkan oleh makanan yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen, 77% makanan yang dipersiapkan oleh usaha jasa boga, sebesar 20% kasus diakibatkan oleh makanan yang dimasak di rumah dan hanya sebesar 3% kasus yang disebabkan oleh makanan yang diproduksi oleh industri rumah tangga. Hal senada diungkapkan oleh Gravani 1997 yaitu sekitar 6 sampai dengan 33 jiwa pertahun masyarakat menderita food borned diseases Bryan, 1990. Sementara penelitian sejenis lain menyebutkan, dari 1000 outbreaks keracunan makanan, sebagian besar kasus terjadi pada makanan yang dimasak di rumah tangga yaitu sebesar 19,7%, di restoran sebesar 17,1% serta yang terjadi pada saat acara pesta makan yaitu sebesar 12,2%. Sedangkan di Polandia pada tahun 1990 sampai dengan tahun 1992, outbreaks kasus penyakit yang ditularkan oleh makanan melalui media penularan seperti restoran, bar dan cafe sebesar 8,2% WHO, 2000. Di Indonesia, ditinjau dari sumber pangannya, penyebab keracunan pangan adalah makanan yang berasal dari masakan rumah tangga 47,1%, industri jasa boga 22,2 %, makanan olahan 15,0 %, makanan jajanan 14,4 % dan 1,3 % tidak dilaporkan sumber penyebabnya. Berdasarkan data tersebut sumber pangan penyebab keracunan pangan terbesar yaitu masakan rumah tangga. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan higiene pengolahan makanan dalam rumah tangga masih cukup rendah. Hal-hal di atas kemungkinan terjadi akibat kurangnya pengawasan dari pihakpihak terkait seperti Departemen Kesehatan setempat dan masyarakat terhadap persyaratan kesehatan di rumah makan/restoran. Pengawasan yang teliti secara periodik dengan sangsi-sangsi hukum adalah cara yang baik agar para pengelola restoran dan rumah makan dapat mematuhi peraturan-peraturan kesehatan Depkes, 1993. Salah satu upaya pengawasan yang dilakukan dengan mengeluarkan sertifikat laik sehat untuk rumah makan/restoran yang bersangkutan. SERTIFIKAT LAIK SEHAT RUMAH MAKAN DAN RESTORAN Sebagaimana kita ketahui, hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Usaha peningkatan hygiene dan sanitasi ini penting dilaksanakan untuk menjamin bahwa tidak terjadi masalah kesehatan masyarakat terkait usaha rumah makan dan restoran ini. Pengawasan sanitasi restoran/rumah makan dilaksanakan setiap enam bulan sekali dengan menerbitkan grading restoran dan rumah makan. Grading adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pengkelasan/penggolongan restoran/rumah makan menurut segi hygiene sanitasinya dan diberikan tanda plakad sebagai tanda bukti telah memenuhi standar persyaratan yang telah ditentukan. Grading dimaksudkan untuk memberikan penilaian kearah tingkat kondisi hygiene sanitasi yang lebih tinggi untuk memberikan penilaian perlindungan kesehatan masyarakat khususnya dari bahaya penyakitpenyakit menular yang bersumber dari restoran/rumah makan. Restoran/rumah makan yang memenuhi standar persyaratan selain mempunyai dampak bagi kesehatan juga mempunyai dampak ekonomi baik bagi pengusaha sendiri maupun pemerintah. Restoran/rumah makan harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi yang merupakan ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan terhadap produk restoran/rumah makan, personal dan perlengkapannya yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika. Restoran/rumah makan memegang peran yang sangat penting sebagai penyebab terjadinya penyakit akibat makanan food borne diseases. Tujuan utama pengawasan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran ini untuk melindungi konsumen dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi, terutama dari aspek kesehatan. Agar tujuan tersebut optimal dapat dicapai, penting dipenuhi standar persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran … next post
. 293 105 76 255 208 125 132 265
standar resep di restoran ditetapkan oleh