Kejadian8. 8:1 Maka Allah mengingat m Nuh 1 dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, n sehingga air itu turun. 8:2 Ditutuplah mata-mata air samudera raya serta tingkap-tingkap di langit o dan berhentilah hujan p lebat dari langit, 8:3 dan makin
GambarNuh melihat pada orang-orang Nuh dan keluarga mematuhi Tuhan. Semua orang lainnya sangat jahat. Tuhan memberi tahu Nuh banjir akan menutupi bumi jika orang-orang tidak bertobat. Kejadian 65–13; Musa 813–17 GambarNuh mengajar orang-orang Nuh mengajarkan kepada orang-orang bahwa Tuhan mengasihi mereka dan ingin mereka bertobat dan memiliki iman kepada Yesus Kristus. Mereka tidak mau mendengarkan. Musa 819–30 GambarNuh dan keluarganya membangun bahtera Nuh sedih karena orang-orang tidak mau bertobat. Tuhan memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah kapal besar yang disebut bahtera. Bahtera itu akan menjaga keluarga Nuh aman selama banjir. Kejadian 614–18; Musa 825 Gambarhewan-hewan berjalan masuk ke dalam bahtera Keluarga Nuh membawa makanan ke dalam bahtera. Tuhan mengirim setidaknya dua hewan dari setiap jenisnya kepada Nuh. Hewan-hewan itu masuk ke dalam bahtera, dan tujuh hari kemudian turunlah hujan. Kejadian 618–22; 71–9 Gambarbahtera mengapung di laut Sama seperti Tuhan telah memperingatkan, hujan turun selama 40 hari 40 malam. Banjir menutupi bumi. Kejadian 76–23 Keluarga Nuh dan seluruh hewan dalam bahtera mengapung dengan aman di atas air. Kejadian 724; 81–3 GambarNuh, keluarga, dan hewan-hewan di daratan Ketika banjir surut, bahtera mendarat di tanah kering. Nuh dan keluarganya membangun sebuah mazbah untuk menyembah Tuhan dan berterima kasih kepada-Nya karena melindungi mereka. Tuhan berjanji tidak akan pernah mengirim banjir lagi ke bumi. Dia mengirim pelangi sebagai pengingat akan janji-Nya. Kejadian 813–22; 98–17 Perjanjian Abraham ditemukan dalam Kejadian 12:1-3. Ucapara yang direkam dalam Kejadian 15 memberi indikasi akan kondisi perjanjian tersebut yang tidak berkondisi. Allah memberkati Abraham secara rohani (Kejadian 13:8,18; 14:22,23; 21:22); Allah memberinya banyak keturunan (Kejadian 22:17; 49:3-28). Salah satu bagian dari Perjanjian Abraham Renungan Harian Kejadian 8 1-22 Kegagalan Nuh Sebagai Suami Renungan Harian Kejadian 8 1-22 Kegagalan Nuh Sebagai Suami. Kakek Mama memiliki adik yang dikenal di kampung sebagai orang baik, kaya, dan dermawan. Herannya, dari empat anaknya, tak satu pun meniru perangai orang tuanya. Dua anaknya hidup miskin sampai tua karena judi. Seorang lagi kawin cerai dan memiliki anak di luar nikah. Seorang lagi kerjanya hanya mauk-mabukkan. Orang sampai heran bagaimana mungkin orang tua yang begitu baik namun anak-anaknya rusak semua. Kegagalan Nuh Sebagai Suami Nuh dikenal sebagai orang yang hidup lurus, namun di mana sebenarnya letak titik kegagalan Nuh sebagai seorang suami? Sebelum keluar bahtera, Tuhan sudah memberikan kepada Nuh urutan keluar bahtera Nuh yang pertama, lalu isterinya, baru anak-anaknya dan menantunya Kej. 8 16. Namun, Nuh keluar bahtera dengan urutan yang salah. Nuh keluar pertama, lalu anak-anaknya dan barulah isteri dan para menantunya. Nuh seperti anggap remeh perintah Tuhan dalam urutan keluar bahtera. Tuhan ingin Nuh belajar menghargai, menempatkan isteri di sisinya. Sekalipun Alkitab tidak menjelaskan peran isteri Nuh, tapi secara tidak langsung isteri Nuh sangat berperan. Bayangkan beratus-ratus hari dalam bahtera, memberi makan beragam hewan. Belum lagi harus memasak. Tentulah Nuh tidak melakukan hal itu sendiri, tapi dibantu isterinya. Sayangnya, Nuh anggap remeh kehadiran isterinya. Isteri di mata Tuhan bukanlah sebagai penggembira tapi pewaris kasih karunia. Mari belajar dari kegagalan Nuh. Perlakukan pasangan dengan baik karena dari kitalah anak akan belajar tentang pernikahan yang sehat. [Epha] Renungan Harian Kejadian 8 1-22 Kegagalan Nuh Sebagai Suami Baca juga Renungan Harian Remaja 1 Korintus 6 14-15 Pasangan Seiman
Kitab Ibrani menunjuk kepada tindakan Yakub bila memberkati Efraim dan Manasye sebagai bukti akhir akan kesungguhan imannya kepada Allah ( Ibr 11:21 ). Hal terbesar yang dapat diwariskan seorang ayah kepada anak-anaknya ialah iman dan komitmennya kepada Allah dan jalan-jalan-Nya.
Kej. 81-22 [ITB]1 Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun. 2 Ditutuplah mata-mata air samudera raya serta tingkap-tingkap di langit dan berhentilah hujan lebat dari langit, 3 dan makin surutlah air itu dari muka bumi. Demikianlah berkurang air itu sesudah seratus lima puluh hari. 4 Dalam bulan yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, terkandaslah bahtera itu pada pegunungan Ararat. 5 Sampai bulan yang kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung. 6 Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. 7 Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi. 8 Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi. 9 Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera. 10 Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera; 11 menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi. 12 Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu, tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya. 13 Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. 14 Dalam bulan kedua, pada hari yang kedua puluh tujuh bulan itu, bumi telah kering. 15 Lalu berfirmanlah Allah kepada Nuh 16 「Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu; 17 segala binatang yang bersama-sama dengan engkau, segala yang hidup burung-burung, hewan dan segala binatang melata yang merayap di bumi, suruhlah keluar bersama-sama dengan engkau, supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan bertambah banyak di bumi.」 18 Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya. 19 Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu. 20 Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. 21 Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya 「Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. 22 Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.」 Bagaimana perasaan Nuh di dalam bahtera? Apakah dia merasa ditinggalkan oleh Allah? Menunggu memang tidak pernah mudah, apalagi menunggu tanpa melihat masa depan bahkan lebih tidak nyaman. Desain bahtera ditutup rapat di semua sisi, dan hanya ada satu tingkap-tingkap untuk melihat ke langit, jadi selama di air bah, keluarga Nuh hanya bisa melihat ke langit. Lingkungan sekitarnya tidak terlihat, dan mereka tidak bisa melakukan apapun kecuali berdoa. Tapi ini juga merupakan kasih karunia khusus yang diberikan oleh Allah, gelombang yang bergolak, kematian ribuan orang dan ternak, dan kehancuran tanah semuanya adalah pemandangan yang menakutkan, tidak melihat mungkin merupakan berkat yang tersembunyi. Ketika kita masuk ke dalam situasi hidup di mana kita hanya bisa menunggu dan membutuhkan kesabaran, selain menunggu dengan pasif, ini juga bisa menjadi saat yang tepat bagi kita untuk aktif belajar berdoa dan mempelajari Alkitab. Kesusahan dan kesulitan juga bisa menjadi rahmat tersembunyi yang Allah persiapkan untuk kita. Kejadian 81 「Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun.」. 「Allah mengingat」, Dia tidak akan melupakan umat-Nya! Hal ini sungguh berharga, mengingatkan kita! Allah tidak pernah melupakan Nuh dan keluarganya. Dasar fondasi dari 「Allah mengingat」 adalah 「kesetiaan」 Allah, Dia mengingat janji-janji-Nya dan akan memenuhi janji-janji-Nya Yeremia 22, 3120. Allah tidak hanya mengingat Nuh, tetapi juga 「segala binatang liar dan segala ternak」 di dalam bahtera. 「Allah mengingat」 God’s remembrance memiliki tindakan praktis Dia membuat air bah surut sehingga Nuh, keluarganya, dan segala hewan itu dapat meninggalkan bahtera dengan selamat. Tidak hanya Allah mengingat Nuh, tetapi Nuh tidak melupakan Allah. Hal pertama yang dia lakukan ketika keluar dari bahtera adalah membangun mezbah dan mempersembahkan korban bakaran untuk Allah. Ayat 820, 「Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.」 Pencipta tidak hanya mencintai umat-Nya, tetapi umat-Nya juga tidak lupa Allah yang menciptakan mereka, saling mengingat, betapa indahnya gambar ini. Nuh membangun sebuah mezbah dan mempersembahkan korban bakaran. Ini adalah pertama kalinya Alkitab menyebutkan 「mendirikan mezbah」. Belakangan, ketika orang Israel mempersembahkan korban bakaran, korban harus dibakar utuh dan tidak boleh dimakan. 「Korban bakaran」 melambangkan mempersembahkan diri kepada Allah. Selain makna persembahan, Nuh juga termasuk mengucapkan rasa syukur, terima kasih atas kasih karunia dan keselamatan dari Allah. Kejadian 821-22 「Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya 『Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam』」 Penulis kitab Kejadian menggunakan antropomorfisme untuk menggambarkan reaksi Allah terhadap korban bakaran Nuh. 「TUHAN mencium persembahan yang harum itu」 adalah metafora perkenan Allah atas korban bakaran Nuh. Kata asli 「harum」 dan nama 「Nuh」 memiliki akar yang sama yaitu damai dan nyaman, menggambarkan rasa damai dari bau yang dihasilkan dari korban bakaran. Dalam Perjanjian Baru Efesus 52 juga disebutkan bahwa Kristus telah 「menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.」 Ketika Allah 「berkenan」 dengan korban bakaran Nuh, Dia memutuskan untuk 「takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia」 ayat 21, yang berarti tidak akan menggunakan lagi air bah untuk menghancurkan semua makhluk hidup. Meskipun manusia cenderung berbuat dosa, 「yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya」 ayat 21, namun Allah berjanji tidak akan menghancurkan dunia karena manusia. Renungkan‱ Berkali-kali ketika kita menunggu, kita akan merasa bahwa Allah diam dan tidak berkata-kata, seolah-olah Dia jauh dari kita, tetapi kita harus bertekun untuk percaya bahwa Allah tidak akan melupakan. Dia setia dan dapat diandalkan. Selama kita menunggu dengan sabar, kita akhirnya akan diselamatkan!‱ Apakah hidup Anda hari ini seperti bahtera yang hanyut dalam badai, tanpa mengetahui apa yang akan terjadi? Jangan takut! Allah adalah kemudi bahtera hidup Anda. Dialah yang membuat bahtera berhenti di 「Gunung Ararat」. Dia juga akan membawa kita ke tempat yang paling cocok yang Dia sediakan. Renungan pemahaman Kitab Kejadian Renungan pemahaman Surat atau Kitab yang lain Diterjemahkan dari ă€ŒçˆŸé“è‡Șć»ș Ěr DĂ o ZĂŹ JiĂ n」, tema Kitab Kejadian 1-11 ditulis oleh Dr. Patrick Tsang æ›ŸéŒ«èŻ dipublikasi pada bulan Maret 2021 merupakan hak cipta copyright Alliance Bible Seminary ć»ș道焞歞陹 JiĂ n DĂ o ShĂ©n XuĂ© YuĂ n. Renungan untuk Kalangan Kristen.
22 Perempuan 20th prmigravida, hml 8 bulan td 170/100 kedua kaki bengkak, diberi mgso4. tinggi fundus 2 jari di atas smfss pubis.kesimpulan pemeriksaan adalah? a. Kejadian 5 jam yang lalu, 1 jam ini nyeri menetap. Tidak ada luka terbuka. Dx? a.
1. ALLAH MENCIPTA & MENGISI KEKOSONGAN 11 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Tuhan ialah awal segalanya, yang memiliki maksud, kehendak & kuasa atas apapun. Semua diawali oleh Allah, hanya Dia satu2nya Yang Ada saat semua belum ada sebab belum dicipta, & semua menjadi ada hanya karena dicipta. Saat langit bumi belum dijadikan, tidak ada apapun sama sekali selain Allah. Yang disebut Allah ialah Yang Mencipta, Yang Permulaan, Tak Memiliki Awal. Allah sendiri tak dicipta/dilahirkan, Dia itu Ada, Keberadaan ada dalam Dia, sebab itu Dia tak dapat ditiadakan, tapi dapat mengadakan & meniadakan. Allah itu Kesempurnaan & Terbesar, tidak dapat & tak perlu berubah, Kekal. Tuhan mencipta unsur yang berubah yaitu langit-bumi. Segala ciptaan pasti dapat berubah, sebab ciptaan ada di luar Allah & bukanlah Allah yang kekal. Allah hidup & bergerak, diciptaNya semua sesuai pribadiNya. Kekosongan itu mati, tanpa pengertian, tak hadir, disetir kegelapan, itu bukan pribadi Allah. Tanpa Allah, tak bisa terbentuk, tak teratur, tanpa wujud & tempat. Kosong tanpa isi, tak akan punya arti/tujuan apapun, mati/tanpa jiwa. Gelap tanpa cahaya, tanpa waktu, tanpa pengertian. Ruang hampa itu mati, tidur, diam. Tak ada waktu & tempat sebab tak terhingga, tanpa batas/ujung & arahan. Tuhan mengamati & memandang bahwa itu tidak baik, maka Roh mengalir bagai angin, masuk bergerak, menghadirkan hidup, meninggalkan jejak air. Kekosongan yang luas itu begitu sia2 & mubazir, tapi Allah jauh lebih besar. Allah tak suka membiarkan kekosongan itu terlepas hilang & berdiri sendiri. Allah ingin biarlah kekosongan itu pun dijadikan hambaNya melalui Keadilan. Tuhan tak membiarkan kuasa gelap buron, Ia ingin menangkap & mengadili. Jika kegelapan itu tak mau menerima kasih Allah, biarlah menerima hukum. Jika bukan hambaNya yang baik, biarlah menjadi hambaNya yang jahat & memikul Kesucian Murka. Jika tak tertangkap KasihNya, biarlah tertangkap KeadilanNya. Itulah mahkluk2 roh yang jatuh/gelap, tak memuliakan Allah. 2. MEMISAH TERANG &GELAP DI CAKRAWALA 13 Berfirmanlah Allah “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. 4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 6 Berfirmanlah Allah “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” 7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. Tuhan pertama2 berfirman menjelaskan kehendakNya atau ide yang dinilai baik oleh Bapa, maka terlaksanalah Firman oleh Roh bersamaan FirmanNya. Tuhan membuat kegelapan disorot terang dengan kehadiran kuasa RohNya. Terang itu Hidup & Pengertian, Ia menghidupkan, memberi pengertian akan tiap hal, yang gelap/mati disebut malam, & yang terang/baik disebut siang. Yang terang biarlah terang, gelap biarlah gelap, salah & benar dipisah/beda. Roh membuat terang saat membedakan ruang hampa/mati & ruang udara /hidup. Energi panas Roh memberi tempat bagi bumi yaitu lapisan udara air. Allah membedakan luar & dalam, angkasa & dunia, yang bebas & terbatasi. Dalam Roh/Terang ada hidup, keluar dari Roh ada maut. Roh, tempat hidup. Dalam gelap/maut tiada tempat & waktu/zaman bagi pijakan hidup. Itulah Kurun Pertama dari pekerjaan Allah yaitu Hukum Hidup, Ketetapan Tempat & Waktu, teratur/tetap mulai hari itu & seterusnya dari pagi hingga petang. Tuhan satu2nya Pemikir/Intelegensia/Ide & Pengatur/Tenaga semesta ini. Tanpa Allah, unsur2 hanya kacau/liar/campur tanpa tujuan. Maka diaturNya agar unsur2 dibagi atas & bawah, lapisan udara & air, ringan & berat/padat. Energi panas Roh menghasilkan unsur udara, air, darat tersusun tempatnya. Masa Kedua karya Allah, Hukum/Ketetapan langit & bumi, tempat mahkluk. Permukaan bumi dipenuhi air saja. Energi panas Roh mendorong air menjadi awan2 pelindung bumi & memberi hujan. Terjadi lapisan atas bumi, Atmosfir disebut cakrawala/langit, untuk dirambati gelombang suara, panas, cahaya. 3. MENIMBULKAN DARATAN BAGI TUMBUHAN 19 Berfirmanlah Allah “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian. 10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 11 Berfirmanlah Allah “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian. 12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. Tuhan mengikat semua kepada DiriNya & dijadikan melalui DiriNya/RohNya. Dalam Terang & oleh Terang, semua jadi. Semua terang & jelas oleh Firman. Hanya dari Dia, semua bisa ada/hidup. Ini hanya ada & bisa dijelaskan Injil. Firman memakan/menikmati Kehendak Bapa. Kehendak Bapa itu makanan, kehidupan, pekerjaan & tujuan Firman, hingga Firman itulah Allah Yang Ada. Dia Raja/Perintah Absolut, dari & bagi Firmanlah, Roh/Hidup itu Ada/Makan. Kehendak Bapa itu Baik’ Absolut, Firman itu Kuasa Absolut, Satu yang tahu /Pengetahuan & menjadikan, semua dijadikan Firman sesuai KehendakNya. Masa Ketiga pekerjaan Allah yaitu Hukum/Ketetapan kehidupan air & darat. Tuhan memutar bumi pada porosnya hingga cair & membuat celah di bawah bumi untuk Persediaan Minum Bumi, maka darat kering terangkat & jadilah. Tuhan merendahkan air & meninggikan bumi. Dari laut, tanah dibebaskan, & dari tanah/makanan, tumbuh kehidupan. Laut berubah tak bisa dipijak, tapi darat teguh & aman. Di atas dasar itulah Tuhan berkebun & mencipta hidup. Saat unsur bumi dilengkapiNya, dilahirkanlah hidup. Benih berproses hingga beroleh sinar matahari di Masa Keempat, lalu menjadi Persediaan Makanan. 4. MENETAPKAN MASA2 DENGAN PENERANG2 114 Berfirmanlah Allah “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. 16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. Tuhan di hari pertama mencipta ruang udara tempat sinar bebas merambat maka agar bumi disinari, kini bulan diikat pada bumi, & bumi pada matahari. Masa Keempat pekerjaan Allah, Hukum/Ketetapan Waktu & Musim2/Siklus. Sifat Matahari seperti RohNya, menjadi sinar & panas bagi kehidupan. Besar tinggi & berkuasa seperti Allah, tak tersentuh & tak bisa dilawan siapapun. Ciptaan Allah ialah tiruan/perumpamaan/tanda dari yang di sorga & Rohani. Semua yang mencerminkan Allah itu baik, sebab keluar dari Kasih/HatiNya. Tuhan membuat 2 penguasa’ sebab masih mengijinkan ada malam di bumi. Walau matahari tidak hadir di bagian bumi yang gelap/malam, tapi sinarnya menjangkau malam & terpantul Bulan, yang kecil memantulkan yang besar. Hari pertama, Tuhan menilai Terang itu yang baik, maka pemisahan itu baik sebab Terang & Gelap tak bisa bersama, Gelap akan lenyap bila ada Terang. Gelap tak mungkin Terang, & Terang bukanlah Gelap. Si jahat/iblis mustahil benar, & Kebenaran Tuhan itu baik & mustahil salah. Di dunia yang jahat ini, Tuhan membungkus Sang Terang dalam daging & tak buru2 membinasakan gelap, tapi nanti Kejahatan binasa bila Terang Kristus diungkap seluruhnya. 5. MENCIPTA KEHIDUPAN AIR-UDARA-DARAT 120 Berfirmanlah Allah “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” 21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” 23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima. 24 Berfirmanlah Allah “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. 25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Tuhan mengisi langit & laut yang telah jadi di hari kedua, dengan Kehidupan. Oleh ikan & burung, laut & langit menjadi berarti & bisa dinikmati, sehingga sukacita hidup di roh mereka, memuliakan kebaikan/kebenaran Tritunggal. Dalam hewan itu, Allah menghiasi & mendiami tiap tempat yang diciptaNya. Hewan2 diberi kebebasan bergerak & juga batas, maka tak saling merebut. Hewan2 dicipta besar & kecil sejak awal tanpa perlu evolusi, & semua jinak walau besar, tak ada yang buas. Hewan2 diberkati dengan insting/sifat agar berkelamin dalam jenisnya, berkumpul memelihara telur/anak2nya sendiri. Masa kelima pekerjaan Allah, Hukum/Ketetapan mahkluk & kehidupannya. Ikan bersirip menghidupi air & burung bersayap menghidupi udara, tak ada yang bisa membatalkan & menukar, atau bisa membuatnya, selain Tuhan. Tiap roh dicipta sesuai maksud Allah, untuk tujuan-tempat-tubuh masing2. Bagi langit, tercipta tubuh burung, & bagi tubuh burung tercipta roh burung. Roh ikan tak mungkin ada dalam tubuh burung, roh ikan hidup seperti ikan. Tuhan mengisi daratan & hutan yang telah jadi di hari ketiga, dengan Hidup, di permukaan & di dalam tanah, yang bebas di alam liar, & ternak di kebun. Hewan darat tidak dicipta seperti ikan & burung di hari kelima tapi keenam, sebab hewan2 darat dicipta untuk diserahkan menjadi hamba bagi manusia. Penciptaan tampak seperti evolusi, tapi sesungguhnya tiap hewan dijadikan seketika, dirancang & diproses khusus oleh Allah untuk tujuannya sendiri2. Tuhan mungkin mencipta jentik yang kecil dulu, & lalu gajah yang terbesar. Sebab ikanyang berotak kecil dicipta lebih dulu dari manusia yang terpintar. DALAM GAMBARAN RUPA ALLAH 126 Berfirmanlah Allah “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” 27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” 29 Berfirmanlah Allah “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. 31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. Tuhan mencipta alam & mahkluk2 seturut kreatifitas & intelegensiaNya tapi manusia dibuat sebab Ia merupa Diri sendiri agar ditirukan sifat/pribadiNya. Allah itu Allah, tapi Keberadaan Allah Ada dalam 3 Arti, Satu Kehendak Yang Hidup untuk Satu Rupa Yang Hidup dalam Satu Roh Yang Hidup, Tritunggal. Manusia dicipta dalam Rupa Allah agar ia juga bekerja bagi Kehendak Allah. Bumi dicipta untuk dihidupi Allah, & Allah menghidupinya di dalam manusia. Manusia dicipta untuk bumi, & bumi bagi Allah. Maka, anak2 Allah dilahirkan untuk & sebab Kerajaan Allah, & Kerajaan itu didirikan bagi Allah Tritunggal. Segala sesuatu dari Allah, oleh Allah, untuk Allah. Tiada yang luput dari Dia. Tuhan memetakan Diri menjadi wujud kecil agar Ia menghidupi alam cipta, maka manusia harus bisa merasakan & menilai apa yang baik seturut Allah. Tuhan mencipta keindahan bentuk, warna, bau, suara, rasa, & sensasi alam, maka manusia diberi panca indera yang merasai, & akal budi yang menilai. Dengan semua itu, manusia mengetahui arti ciptaan2 & perasaan Pencipta, hingga bisa merasa dekat, memahami & mengasihi Allah & semua ciptaan. Allah berkuasa sebab semua dikenalNya, & mampu memelihara agar hidup. Ia layak dihormat sebagai Penguasa sebab yang memelihara hidup ciptaan. Tuhan ingin Allah digambarkan sebagai kesatuan lelaki & perempuan, sebab Allah itu Kasih, lelaki harus mengasihi/memiliki perempuan, pun sebaliknya. Lelaki dicipta berbeda dengan perempuan sebab Allah itu Tritunggal, saling memberi antara yang kuat & yang lemah, & bukan cinta diri/Narsis & Homo. Maka perintah beranakcucu pun gambaran Kasih, yaitu memberi & berbuah. Perintah berkuasa pun Kasih, manusia harus seperti Allah merawat hewan2. Sukacita ilahi bukan meninggikan diri, tapi merendah menyukakan ciptaan. Tuhan memberi batas bagi setiap jenis hingga semua cukup & tak ada yang perlu rebutan. Tuhan yang mencegah agar tak ada yang jahat & membalas. Sejak awal manusia dibedakan dari hewan, manusia makan buah dari pohon & hewan makan daun/rumput. Tiada yang disakiti & dibunuh, semua kawan. Seluruh ciptaan Kesatuan/Keluarga dari Allah, damai bahagia dikasihi, baik. Tuhan menyuapi dari yang terkecil hingga terbesar, semua merasa Dia adil. Seluruh ciptaan menikmati & dimiliki Tuhan sebab semua bisa hidup/makan hanya oleh FirmanNya, & semua dimiliki bumi sebab harus makan dari bumi. Maka walau manusia berkuasa, tapi tetap bergantung kepada Bumi Tuhan. *** KESIMPULAN & CATATAN PENTING KITAB KEJADIAN PASAL 1 1. Allah Elohim Awal & Pencipta satu2nya, segalanya Dimulai Oleh Allah & Dari Allah. Awalnya bumi tidak ada. Waktu & tempat tidak ada karena tak terhingga, tanpa batas/ujung. Firman menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, menjadikan/mewujudkan segala yang dikehendaki Allah & Memberi Wujud Kepada Gambaran/Ide di dalam diri Allah. Segala hal awalnya Tidak Ada/Wujud, Tiada Arti, & Tiada Ruang/Waktu, hingga Allah membuat semua menjadi Ada, menempatkan waktunya sesuai arti/tujuan/nilai masing2. Baik semua itu diciptakanNya karena Kasih/disukaiNya 2. Roh Allah nafas/udara, hidup, yang pertama ada, hadir, bergerak, mengisi/memenuhi.Maz1043 mendirikan kamar2 loteng-Mu di air, awan kendaraan-Mu, bergerak di atas sayap angin, Ayb 3710 Oleh nafas Allah terjadilah es, permukaan air luas membeku, 2 Petrus 35 oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, juga bumi yang berasal dari air & oleh air. Roh menggerakan Udara menjadi Energi Panas & Unsur Api, suhu & gelombang warna berbeda2, membakar bintang/matahari bagi planet yang dingin & gelap. Gelap tidak bisa menjadi sumber kehidupan. Di mana terang ada, kehidupan ada.Ayb2613 Oleh nafas-Nya langit jadi cerah, Maz1042 berselimut terang seperti kain, Maz1044 membuat angin sebagai suruhan-Mu, api menyala sebagai pelayan-Mu. 3. Zaman Kedua Ayb1046 dengan samudera raya Engkau menyelubunginya; air naik melampaui gunung. Zaman Ketiga Ayb1047 Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri, naik gunung, turun lembah ke tempat yang Kautetapkan bagi mereka. Batas Kautentukan, takkan mereka lewati.Ayb10414 Engkau melepas mata2 air ke dalam lembah2, di antara gunung2, memberi minum gunung2 dari kamar2 loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah Sabathari ketujuh selalu jatuh pada tanggal 8, tanggal 15, tanggal 22 dan 29 setiap bulan lunar. Inilah alasan mengapa ini disebut Sabat lunar.1. Karena bulan lunar adalah 29 œ hari, setiap bulan memiliki 4 minggu dengan tujuh hari dan satu atau dua hari tergantung pada apakah bulan memiliki 29 atau 30 hari.
ï»żKEJADIAN 81-22 PEMBAGIAN PARAGRAF DARI TERJEMAHAN-TERJEMAHAN MODERN NASB NKJV NRSV TEV NJB Air Bah Surut Pembebasan Nuh Air Bah Besar Akhir dari Air Bah Air Bah Surut 65-822 81-5 81-5 81-5 81-5 81-5 86-12 86-12 86-12 86-12 86-12 813-19 813-14 813-19 813-14 813 814 Mereka Mendarat 815-19 815-19 815-19 Perjanjian Allah dengan Makhluk Ciptaan Nuh Mempersembahkan Korban 820-917 820-22 22 820-22 22 820-22 22 820-22 22 820-22 22 SIKLUS PEMBACAAN KETIGA lihat hal. xv MENGIKUTI MAKSUD SI PENULIS ASLI PADA TINGKAT PARAGRAF Buku ini adalah komentari panduan belajar, yang artinya andalah yang bertanggung jawab untuk penafsiran anda akan Alkitab. Setiap kita harus berjalan dalam terang yang kita miliki. Anda, Alkitab, dan Roh Kudus adalah prioritas dalam penafsiran. Janganlah menyerahkan hal ini pada seorang komentator. Baca pasal ini satu kali sekaligus. Identifikasikan pokok-pokoknya. Bandingkan pembagian-pembagian pokok dengan lima terjemahan moderen. Walau pemisahan paragraf bukan diilhami Allah, namun adalah merupakan kunci untuk bisa mengikuti maksud si penulis asli, yang adalah inti dari penterjemahan. Setiap paragraf hanya memiliki satu dan satu pokok saja. 1. Paragraf pertama 2. Paragraf kedua 3. Paragraf ketiga 4. Dst. WAWASAN KONTEKSTUAL Ada suatu paralel yang nyata antara Kej 1 dan Kej 7 dalam kembalinya kekacauan akibat air. Ada suatu paralel yang nyata antara Kej 1 dan Kej 8 dalam Allah memulihkan suatu tanah penghidupan bandingkan 12 dengan 81 bandingkan 16-7 dengan 82 bandingkan 122,24 dengan 817 bandingkan 128 dengan 91-2 Kejadian 81-19 adalah suatu kebalikan dari 711-24. Ini sungguh merupakan penstrukturan sastra. KAJIAN KATA DAN FRASA NASKAH NASB UPDATED 81-5 1 Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun. 2Ditutuplah mata-mata air samudera raya serta tingkap-tingkap di langit dan berhentilah hujan lebat dari langit, 3dan makin surutlah air itu dari muka bumi. Demikianlah berkurang air itu sesudah seratus lima puluh hari. 4Dalam bulan yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, terkandaslah bahtera itu pada pegunungan Ararat. 5Sampai bulan yang kesepuluh makin berkuranglah air itu; dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal satu bulan itu, tampaklah puncak-puncak gunung. 81 “Allah” Ini adalah kata Elohim. Lihat catatan pada Kej 11 atau Topik Khusus pada 24. “mengingat” Kata ini BDB 269, KB 269, Qal IMPERFECT digunakan dalam pengertian Allah mengambil tindakan pribadi yang tepat terhadap seseorang lih. 81; 915; 16; 1929; 3022. Allah Perjanjian hampir bertindak lagi karena siapa Dia. Nuh akan menjadi sumber dari suatu kemanusiaan yang baru. “Nuh” Nama ini BDB 629 bisa berarti “beristirahat,” suatu etimologi populer berdasarkan bunyi, bukan filologi. “Allah membuat angin menghembus” KATA KERJA nya BDB 716, KB 778 adalah sebuah Hiphal IMPERFECT. Allah menggunakan suatu cara alami dalam cara mempercepat pengeringan air sisa banjir tersebut, ay 2, sebagaimana Ia lakukan dalam Keluaran lih. Kel 1421. Ada kemungkinan juga untuk bisa melihat tindakan Allah dalam pasal 8-9 sebagai berparalel dengan tindakan Allah di pasal 1. Ini adalah permulaan yang baru bagi manusia. Jika demikian, angin di sini berparalel dengan “Roh Allah yang melayang-layang” dari 12. “turun” Istilah yang sama BDB 1013, KB 1491, Qal IMPERFECT digunakan untuk kemarahan Raja dalam Ester 21. 84 “pegunungan Ararat” Ini telah diterangkan dalam tiga cara 1 sebuah pegunungan di perbatasan Turki dan Rusia; 2 sebuah pegunungan di sebelah utara dekat Danau Van; dan 3 istilah itu sendiri menunjuk pada suatu keseluruhan bentangan pegunungan Asyur urartu, BDB 76, tidak suatu puncak tertentu perhatikan kejamakan kata “pegunungan”. NASKAH NASB UPDATED 86-12 6 Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu. 7Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi. 8Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi. 9Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera. 10Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera; 11menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi. 12Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu, tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya. 86 “empat puluh hari” Frasa ini biasanya berarti “suatu kurun waktu yang lama dan tak terbatas.” Dalam konteks ini, tanggalnya sedemikian spesifik hingga ini mungkin berarti tepat empat puluh hari. “tingkap” Ini adalah istilah yang berbeda BDB 319 dari istilah yang tidak jelas dari 616 secara hurufian adalah “atap,” BDB 844I. Ukuran dan lokasinya tidak pasti namun kemungkinan adalah ada di atap itu sendiri. 86-12 Berhati-hatilah untuk tidak mengalegorisasikan burung-burung ini! Ada suatu paralel ayng tepat sama dalam sastra Mesopotamia yaitu Epos Gilgamesh 11145-55, yang sepertinya juga terlalu spesifik untuk suatu kebetulan. Ada suatu hubungan kesastraan antara Alkitab yaitu Kej 1-11 dan sastra Mesopotamia. NASKAH NASB UPDATED 813-19 13 Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering. 14Dalam bulan kedua, pada hari yang kedua puluh tujuh bulan itu, bumi telah kering. 15Lalu berfirmanlah Allah kepada Nuh 16"Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu; 17segala binatang yang bersama-sama dengan engkau, segala yang hidup burung-burung, hewan dan segala binatang melata yang merayap di bumi, suruhlah keluar bersama-sama dengan engkau, supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan bertambah banyak di bumi." 18Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya. 19Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu. 8 13 “Nuh membuka tutup” Ini sepertinya mengisyaratkan ia membuka bagian dari atapnya BDB 492. Walaupun nantinya istilah yang sama ini akan menunjuk pada kulit binatang yang menutupi tabernakel, sukarlah untuk mendukung arti tersebut di sini. 815 “berfirmanlah Allah kepada Nuh” keseluruhan konteks ini mengungkapkan kesabaran dan ketaatan Nuh. Perintah-perintah Allah yaitu 815-19 berparalel dengan 71-5. 816 “Keluarlah” Ini adalah yang pertama dari beberapa perintah dalam ay 16-17. 1. “keluarlah,” Qal IMPERATIVE BDB 422, KB 425, ay 16 2. “bawalah keluar,” Hiphil IMPERATIVE BDB 422, KB 425, ay 17 3. “berkeriapan,” Qal PERFECT yang digunakan dalam suatu pengertian IMPERATIVE BDB 1056, KB 1655, ay 17 4. “berkembang biak,” Qal PERFECT yang digunakan dalam suatu pengertian IMPERATIVE lih. 91,7 BDB 826, KB 953, ay 17 5. “bertambah banyak,” Qal PERFECT yang digunakan dalam suatu pengertian IMPERATIVE lih. 91,7 BDB 915, KB 1176, ay 17 Perintah-perintah ini berparalel dengan Kej 122,24. Dalam pengertian Allah mulai dari awal lagi. Air kekacauan menghancurkan semua kehidupan darat kecuali yang ada di bahtera. Maksud asli Allah berlanjut lih. 618 817 Perintah Allah juga 91 ini berparalel dengan Kej 122,24. Lihat Wawasan Kontekstual di awal pasal ini. NASKAH NASB UPDATED 820-22 20 Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. 21Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. 22 Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam. 820 “lalu Nuh mendirikan mezbah” Tindakan pertamanya adalah penyembahan dan ucapan syukur. Korban adalah suatu lembaga kuno lih. 43; 127,8; 1318; 2219. Ini juga tindakan pertama dari Gilgamesh dalam Epos Gilgamesh setelah banjir lih. 11156-158. “segala binatang yang tidak haram” Kriteria yang menentukan haram atau tidak haram tidak jelas lih. 72, namun nampaknya berhubungan dengan korban, bukan pedoman diet lih. Im 11; Ul 14. 821 “TUHAN mencium persembahan yang harum itu” Frasa ini digunakan dalam Alkitab dalam pengertian Allah menerima suatu persembahan khususnya Im dan Bil. Ini tidak mengisyaratkan bahwa daging adalah makanan bagi Allah sebagaimana dalam Epos Gilgamesh lih. 11159-161. Alkitab tak pernah melihat sistem pengorbanan sebagai makanan bagi makhluk Illahi sebagaimana dilakukan bangsa-bangsa di sekitarnya. “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi
 Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup” Pernyataan-pernyataan paralel ini menunjukkan ketegangan dalam hati Allah antara kasihNya lih. Yes 549 akan ciptaanNya dan keadilanNya. Manusia jahat dan curang namun Allah telah memilih untuk bekerja sama dengan kita pada saatnya dan meluruskannya dalam eskhaton yaitu hari-hari terakhir. Dalam penghakiman ini sikap Allah terhadap manusia berdosa berubah. Manusia masih jahat. Sikap Allah akan berubah lagi ketika umatNya tidak mampu melaksanakan perjanjian Musa. Allah akan membentuk suatu perjanjian yang baru lih. Yer 3131-34 dan Yeh 3627-38. Manusia akan dibenarkan dengan Allah melalui hasil karya dan kematian pengorbanan Mesias. Meskipun sungguh benar bahwa Allah menjanjikan untuk tidak mengirimkan air bah lagi, II Pet. 310 menegaskan bahwa Ia akan memurnikan bumi dengan api. Allah akan bekerja sama dengan manusia berdosa namun sasarannya adalah kebenaran lih. Im 192; Mat 548. “yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya” Kejahatan yang begitu nyata sebelum air bah lih. 65,11,12,13 akan masih ada di dalam manusia yang jatuh, sebagaimana akan ditunjukkan dengan jelas oleh Nuh dan keluarganya! 822 Ketetapan dalam alam inilah yang membangkitkan ilmu pengetahuan barat moderen. Allah menetapkan uniformitarianisme yaitu aktifitas alam yang teratur dan seragam. Namun demikian, perhatikan frasa awalnya “selama bumi masih ada.” Ayat 22 dicetak dalam terjemahan Bahasa Inggris dalam suatu perikop puitis.
Kejadian 49. Perkataan Yakub yang penghabisan kepada anak-anaknya. 1 Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari. ya anak-anak Yakub, dengarlah kepada Israel, ayahmu. yang terutama dalam kesanggupan. waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya.
Oleh Pdt. Hengky Tjia Kej 221 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya “Abraham,” lalu sahutnya “Ya, Tuhan.” Kej 222 Firman-Nya “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Pendahuluan Minggu ini kita memperingati “Hari Ayah”. Seorang ayah memiliki peran yang begitu penting dalam membangun sebuah keluarga, gereja dan juga bangsa. Pemazmur berkata “ . . . anak-anak-Mu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!” Maz 1283. Mutu suatu tunas sangat tergantung pada mutu induk pohonnya. Jika pohon itu baik, maka tunasnya juga baik. Namun jika pohon itu buruk, maka tunasnya juga buruk. Sifat, watak dan kepribadian seorang anak sangat tergantung pada teladan orang tuanya. Kejadian 22 menampilkan sebuah gambaran yang indah tentang hubungan seorang ayah dan anaknya. Ini adalah salah satu kisah yang paling menyentuh di dalam Alkitab. Kisah ini menyampaikan pesan dan arahan yang luar biasa kepada para ayah. Setidaknya ada dua gambaran yang bisa kita lihat di dalam kisah ini. Gambaran pertama, penundukan seorang ayah kepada Allahnya. Perikop ini dibuka dengan sebuah keterangan “Setelah semuanya itu . . .” 221. Jika kita memperhatikan konteks perikop yang terdekat, yaitu Kejadian pasal 20 dan 21, maka kita akan melihat sebuah gambaran ketidaksempurnaan dalam diri Abraham. Ketidaksempurnaan itu nampak nyata secara khusus dalam peran Abraham sebagai seorang suami. Abraham pernah membohongi raja Abimelekh dengan mengatakan bahwa Sara adalah saudaranya, dan bukan istrinya. Akibat kebohongannya, raja Abimelekh hampir memperistri Sara. Ketidaksempurnaan Abraham juga nampak nyata secara khusus dalam perannya sebagai seorang ayah, yang tidak berdaya melindungi Ismail anaknya, ketika Sara menyuruhnya mengusir Hagar dan Ismail. Saudara, Abraham bukanlah seorang suami dan ayah yang sempurna. Tetapi Allah justru memilih Abraham menjadi “Bapa orang beriman”, Bapa bagi bagi semua orang yang menjadikan Allah sebagai Allah mereka. Bukan Henokh, bukan Yusuf, bukan Yosua yang Tuhan jadikan Bapa orang beriman, tetapi Abraham yang banyak kekurangannya. Tetapi, setelah semua peristiwa dan pengalaman yang dialaminya bersama dengan Tuhan, Abraham semakin mengenal Allah dan kehendak Allah baginya. Saudara yang terkasih, mengenal siapa Allah dan apa kehendak-Nya bagi kita sangat penting! Namun mungkin seringkali kita bertanya apa maksud Allah dibalik semua peristiwa yang aku alami? Apa maksud Allah? Seringkali pula kita BELUM mendapatkan jawabannya, dan sebuh pertanyaan kemudian menghentak kita “Masihkah kita percaya kepada-Nya?” 16 Juni 1996 merupakan hari Ayah yang bersejarah bagi saya. Itu adalah Hari Ayah terakhir saya bersama dengan papa saya. Semilan hari kemudian papa meninggal dunia. Beliau meninggal di usia yang terbilang masih sangat muda, 43 tahun. Padahal beliau tulang punggung satu-satunya keluarga kami. Saya tidak mengerti apa maksud Tuhan memanggil papa begitu cepat. Pertanyaannya Masihkah saya percaya kepada Tuhan, meskipun yang belum mengerti apa maksud Tuhan? Abraham juga pernah mengalami situasi yang sangat sulit ketika Allah memerintahkan dia untuk mempersembahkan putranya Ishak sebagai kurban bakaran. Mengapa Tuhan yang baik memerintahkan hal itu? Bukankah Ishak adalah anak yang Tuhan janjikan sendiri? Bukankah sesuai janji Tuhan, melalui Ishaklah bangsa-bangsa di bumi diberkati? Kita melihat Abraham taat Bagi Abraham ini adalah ujian terdalam baginya sebagai seorang ayah. Bagaimana respon Abraham? Kej 223 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Tidak ada alasan yang lain. Allah satu-satu-satunya alasan. Selama ini Abraham telah mempercayakan dirinya dan keluarganya kepada Allah. Abraham percaya kepada Allah dan mengenal siapa Allah. Abraham memilih untuk taat kepada Allah. Seperti apakah iman Abraham? Beberapa ayat dalam perikop ini menunjukkan kepada kita bukan hanya penyerahan total Abaraham kepada Allah, tetapi juga logika iman-nya. Saya akan menunjukkan beberapa ayat dalam perikop ini Kej 224 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. 5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu.” Kej 227 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya “Bapa.” Sahut Abraham “Ya, anakku.” Bertanyalah ia “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” 8 Sahut Abraham “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Ibr 1117 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, 18 walaupun kepadanya telah dikatakan “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” 19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. Abraham menaati Allah karena ia menginginkan yang terbaik dari Allah bagi hidup dan keluarganya. Jika kita juga menginginkan yang terbaik bagi diri Anda sendiri, istri, dan anak-anak kita, kita harus sadar bahwa ketaatan kepada Allah dan Firman-Nya, itulah yang akan mewujudkannya. Abraham menunjukkan kepada kita bahwa kekuatan seorang ayah terletak kepada penundukannya kepada Allah. Ketika seorang ayah tunduk pada prinsip-prinsip Allah, menaati Dia setiap hari, percaya bahwa Allah akan menggenapi semua yang Ia janjikan. Ketika kita tunduk pada pimpinan-Nya. Kunci untuk memiliki keluarga yang harmonis dan terarah adalah para ayah yang bertanggung jawab untuk memimpin keluarga mereka. Seorang ayah bertanggung jawab kepada Allah. Seorang ayah juga bertanggung jawab kepada keluarganya untuk memenuhi kebutuhan mereka, melindungi mereka dalam segala keadaan, dan berperan sebagai imam bagi mereka. Kepemimpinan rohani di dalam keluarga terletak di bahu ayah. Bagaimana seorang ayah memberikan pimpinan rohani? la bertanggung jawab secara langsung kepada Allah untuk mengajar, memberi petunjuk, mengingatkan, dan menyediakan dasar-dasar disiplin di dalam keluarga Ulangan 61-7; Amsal 41, 4-7; 620. Ia memberikan pimpinan yang baik bagi anak-anaknya Mazmur 10313 dan berusaha untuk tidak melukai roh mereka dengan kekerasan dan teguran yang berlebihan Kolose 321; Ibrani 129. Dari semua hal yang diinginkan para remaja dari ayah mereka, ada dua yang hal yang bertengger nyaris di peringkat teratas mereka berharap para ayah tidak terlalu cepat marah dan mereka berharap para ayah bersedia mengakui kesalahan mereka. Kepemimpinan rohani yang bijaksana akan memasukkan hal-hal di atas dalam pertimbangan mereka. Seorang ayah juga merangsang timbulnya iman dan membangkitkan semangat anak-anaknya 1Tesalonika 211 Ia menyediakan waktu untuk memberikan perhatian secara pribadi kepada mereka. Gambaran yang kedua adalah penundukan seorang anak kepada ayahnya. Setiap jejak dalam kisah ini menunjukkan bahwa Abraham dan Ishak memiliki hubungan yang erat. Mereka pergi bersama menuju tempat untuk melakukan pengurbanan tersebut. Abraham pasti sudah menyampaikan pesan Allah kepada putranya dengan lemah lembut, dan Ishak dengan penuh ketaatan membiarkan ayahnya mengikatnya di atas altar. Ini merupakan gambaran dari ketaatan Kristus kepada Bapa! Ishak tunduk kepada kehendak dan otoritas ayahnya, dan dengan demikian, ia tunduk secara luar biasa pula kepada Allah, yang bertanggungjawab atas semua peristiwa tersebut. Di sini ada sebuah kebenaran yang menakjubkan bahwa Allah bekerja melalui para ayah dan ibu! Keduanya dipakai oleh Allah menjadi sarana untuk mengembangkan sikap dewasa di dalam kehidupan putra-putri mereka. Jika seorang ayah gagal melaksanakan tanggung jawabnya, sebuah keluarga kehilangan yang terbaik dari Allah. Akibatnya ada tekanan tambahan yang diletakkan di atas bahu ibu dan anak-anak. Perlindungan yang lenyap dari keluarga bagaikan sebuah payung yang terbang dari atas kita ketika hujan tiba. Ada sesuatu yang hilang, yang akan memengaruhi hubungannya dengan istri dan anak-anaknya. Ketika para ayah dan ibu menerima tanggung jawab mereka, maka anak-anak belajar dari keteladanan itu untuk untuk tunduk. Penundukan Ishak digambarkan dengan begitu indah. Tak ada sedikitpun pemberontakan, tak ada sikap yang mendukakan orangtuanya maupun Allahnya. Seorang ayah boleh menolak tanggung jawab untuk menjadi pemimpin rohani di dalam keluarganya, tetapi ia tidak bisa mengelak dari konsekuensi atas pilihannya. Kesimpulan Ada kalanya Tuhan mengijinkan kita mengalami tekanan hidup yang begitu rupa, sampai-sampai kita tidak menemukan alasan yang lain untuk hidup kecuali karena Dia satu-satunya alasan untuk kita hidup. Penundukan kepada Allah adalah kuncinya. Tetaplah tunduk kepada Allah sekalipun kita belum mengerti apa maksud Allah. Jadikan Dia satu-satunya alasan untuk kita hidup. Satu-satunya alasan kita berusaha menjadi ayah yang baik adalah karena Dia adalah Allah kita. Kita adalah milik-Nya dan Dia sudah melakukan kebaikan disepanjang hidup kita. Kebaikan teragung yang telah Dia lakukan justru melampaui apa yang Abraham lakukan. Dia mengikhlaskan Anak-Nya yang tunggal mati di kayu salib demi menebus kita. Apa alasannya Allah melakukan itu? Karena kita, karena Dia mengasihi kita. Tidak ada alasan yang lain. Ilustrasi Saya ingat di Hari Ayah 1996 itu papa memenuhi ajakan saya untuk ke gereja saya untuk melihat saya menyanyi bersama vokal grup saya. Waktu itu saya menyanyi dengan mata berkaca-kaca, ada rasa takut kehilangan papa, tetapi saya rindu menguatkan papa dengan pujian itu Tuhanlah gembalaku, yang setia tulus dan benar. Dialah yang memberi nyawanya untukku. Dialah yang menebus dosa manusia. Hohoho kibarkanlah panji kemenangan itu, dan kabarakan Injil kebenaran, dan janganlah jangan gentar, Tuhan menyertaimu, sampai ke akhir hidupmu. Hai para ayah, tetaplah tunduk kepada Allah. Dialah alasan kita hidup dan melayani sebagai seorang ayah. Mari kita menguduskan diri kita dengan mengkhususkannya bagi Allah. Rom 121 berkata “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati.” Mempersembahkan tubuh berarti menyerahkan pikiran, perkataan dan perbuatan kita secara keseluruhan kepada Allah, untuk kepentingan Kerajaan Allah dan bukan untuk kepentingan diri. Bagaimana caranya Anda sebagai ayah dapat memulai peran Anda sebagai pemimpin rohani di rumah Anda? Mengakui di hadapan Allah segala kelemahan kita dalam memimpin. Mintalah istri dan anak-anak untuk mengampuni kelemahan kita dalam memimpin. Mengatur kembali prioritas kita sehingga hubungan yang baru ini dapat menjadi hubungan yang tetap. Prioritas kita seharusnya demikian pertumbuhan dan perkembangan rohani pribadi, istri dan anak-anak, kemudian pekerjaan dan pelayanan. Menjadikan diri kita teladan rohani. Izinkan keluarga melihat Anda membaca Firman Allah dan mendengar Anda berdoa. Mulailah memimpin keluarga untuk membaca Alkitab, berdoa, dan saling berbagi. Memberikan waktu pribadi kepada anak-anak secara teratur untuk mempelajari Alkitab, berdoa, mengajar, dan berbagi. Meluangkan waktu teratur bersama istri Anda untuk berdoa dan bersekutu secara rohani. Mengembangkan sikap yang membangkitkan semangat keluarga, seperti kasih, kesabaran, dan iman. Kiranya Allah menuntun Anda sampai kepada puncak kebaikanNya bagi Anda dan keluarga Anda.
. 336 54 101 350 152 474 453 244

kesimpulan kejadian 8 1 22