Diantara para pencetus dan penandatangan Manifes Kebudayaan ini di Jakarta adalah H.B. Jassin, Wiratmo Sukito, Goenawan Mohamad, dll. Sedangkan para manifestan di Kalimantan Selatan terdapat pula para sastrawan seperti Yustan Aziddin dan Rustam Effendi Karel. Maraknya komunitas sastra di tahun 1980-an dan 1990-an di Kalbar, khususnya di
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. fun% - Ide kreatif,unik disertai konsep yang teruji akan mampu menjadi sesuatu yang diharapkan semua pihak. Termasuk memberdayakan komunitas berbasis wisata yang ada di DKI Jakarta, terutama 12 Destinasi Jakarta Utara. Kota Jakarta Utara tak pernah sepi dengan segala aktivitas para komunitasnya. Hasil kunjungan dan pantauan di sejumlah titik 12 destinasi sangat beragam komunitasnya, seperti di Kelapa Gading ada komunitas robotic, air soft gun, mobil, sepeda dan penggila olahraga lainnya tak ketinggalan pencinta kulinernya. Islamic centre yang merupakan kajian dan pusat kegiatan religi banyak komunitas-komunitas pelajar, mahasiswa yang kerap mengunjungi mesjid terbesar di Jakarta Utara melalui kajian, diskusi, seminar dan membedah persoalaan keagamaan hingga mengundang wisatawan daerah dan mancanegara. Stasiun Tanjungpriok, salah satu destinasi kerap disambangi turis dan komunity tempoe doloe, klub fogorafer serta pencinta historia Kota Jakarta dan penggila arsitektur. Kampoeng Tugu dengan keunikan dan wisata seni serta sejarah keroncong juga merupakan pusat komunitas pencinta keroncong. Lantunan kerontjong toegoe tak tertandingi hingga mancanegara, bahkan beberapa pelatihan jurnalistik kerap menjadikan kampung Tugo serta Kerontjong Toegoe menjadi bahan tulisan. Bahtera Jaya atau Yacht Club menjadi pusat komunitas olahraga air, banyak pencinta olahraga layar, kayak, ski yang menjadikan Bahtera Jaya Ancol sebagai tempat berbagi ilmu terutama di olahraga air . Tak ketinggalan Bahtera Ancol menjadi pusat wisata mancing antar pulau-pulau di Indonesia dengan komunitas Kamikazenya. Ancol Taman Impian menjadi patron destinasi wisata di seluruh Indonesia termasuk pusat segala komunitasnya, skalanya sudah mendunia. SUnda Kelapa pantas disebut mutiaranya fotografer, para komunitas menjadikan pelabuhan tradisionalnya sebagai acuan fotografer untuk mengabadikan kegiatan dan perahu phinisnya. Hutan suaka margasatwa Muara Angke, baik komunitas foto, Bird Watching, lingkungan selalu menjadikan areal hutan bakau ini tujuan pelestarian dan selalu dilindungi para komunitas lingkungan hingga tercipta komunitas lingkungan yang selalu lahir dari Hutan Muara Angke. Pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi wisata, Pemprov DKI kembangkan konsep wisata berbasis komunitas community based tourism. Sedikitnya terdapat sekitar 160 komunitas berpotensi menjadi tempat wisata. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Arie Budiman, menyatakan langkah ini sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi wisata. Mengingat di tengah pesatnya pertumbuhan industri pariwisata global dan nasional, keberadaan mereka kerap tersisihkan. 1 2 Lihat Travel Story Selengkapnya
GubernurDKI Jakarta Anies Baswedan (Sumber Foto: dok. InfoPublik) Jakarta, InfoPublik - Jakarta terpilih sebagai City of Literature atau Kota Sastra Dunia, yang diumumkan oleh UNESCO melalui laman resminya, 8 November 2021. Jakarta masuk sebagai salah satu dari 49 kota lain di dunia yang tergabung dalam jaringan kota kreatif dunia (UNESCO's Creative City Network) tahun 2021
› Selama pandemi Covid-19, kegiatan komunitas sastra di berbagai daerah tetap berjalan meski di ruang virtual. Sastra berjalan ke arahnya yang baru yakni sebagai gerakan akar rumput. Oleh BUDI SUWARNA, ELSA EMIRIA LEBA, MOHAMMAD HILMI FAIQ, DWI AS SETIANINGSIH 6 menit baca ARSIP LAKOAT KUJAWASSuasana lokakarya musikalisasi puisi yang dilakukan oleh anak-anak di Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. didirikan Dicky Senda pada 2016, merupakan kewirasahaan sosial yang fokus pada pengembangan pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi kreatif masyarakat lokal. KOMPAS, JAKARTA — Dalam beberapa tahun terakhir, komunitas-komunitas sastra tumbuh subur di berbagai daerah. Komunitas-komunitas itu bergerak ke arah baru yakni sebagai bagian dari gerakan literasi dan pemberdayaan di akar rumput. Komunitas ini diikuti beragam kalangan, mulai dari anak-anak, orang dewasa, mahasiswa, karyawan di perkotaan, hingga ibu rumah tangga di desa. Pengamat melihat hal ini sebagai gejala demokratisasi sastra yang menjanjikan lahirnya aneka wacana sastra antara lain tumbuh di Sulawesi Barat. Dahri Dahlan, sastrawan Mandar, Kamis 3/3/2022, menceritakan, saat ini setidaknya ada 13 komunitas sastra yang melibatkan banyak warga dari berbagai kalangan, termasuk buruh migran di beberapa kabupaten di Sulbar. Sebagian komunitas, terutama yang bergerak di bidang teater, sudah ada sejak 1990. Sebagian lagi baru muncul pada tahun 2000-an. Kemunculan komunitas-komunitas itu diikuti dengan ledakan penerbitan buku sastra pada 2015. ”Tiba-tiba saja orang Sulbar seperti berlomba-lomba menulis dan menerbitkan buku cerita. Bersastra sudah seperti gaya hidup saja,” ujar Dahri, penulis cerita anak mandar Kisah Samariona yang diadaptasi menjadi drama sinisiar podcast oleh Teater buku-buku yang ditulis penulis lokal, lanjut Dahri, didorong munculnya penerbit-penerbit buku di Polewali, salah satunya yang cukup intens menerbitkan buku adalah Gerbang Visual. Sebelumnya, penulis di Sulbar menerbitkan buku di penerbitan di Yogyakarta. Lantas bukunya dikirim ke Sulbar. Sekarang dengan adanya penerbit buku lokal, penerbitan buku jadi lebih murah dan massif. Penulis juga lebih bebas berdiskusi terkait isi buku termasuk narasi yang ingin PaqissangangSalah satu kegiatan Bendipustaka Paqissangang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Tampak seorang remaja putri yang masih sangat belia membacakan salah satu puisi dari penyair terkenal kita, Chairil Anwar, yang terhimpun dalam buku AKU.”Kami penulis jadi punya pikiran bagaimana membuat corak baru dari satra Mandar yang berbeda dengan daerah lain,” ujar Dahri yang juga dosen pada Program Studi Sastra Indonesia Universitas Mulawarman, Kalimantan gairah sastra di Sulbar, lanjut Dahri, muncul penulis-penulis baru yang menekuni isu-isu spesifik. Salah seorang di antaranya Nasmawati Nahar yang fokus menulis kisah perempuan dan buruh migran korban di Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, NTT, lahir komunitas yang diinisiasi oleh Dicky Senda. Komunitas yang bermula di sebuah perpustakaan kecil itu kini beranggotakan sekitar 200 anak dan 50 warga dewasa yang tersebar di beberapa desa, seperti Taiftob dan juga Selamatkan Sastra dari KebangkrutanLewat berbagai pelatihan penulisan dan kolaborasi, anggota komunitas berhasil menulis aneka buku yang ceritanya diangkat dari tradisi adat, legenda, dan fabel Mollo. Mereka juga mengambil foto-foto Mollo dan mengumpulkan resep-resep kuliner Mollo. Semua itu lantas dibuatkan arsipnya di media sosial. Lewat media sosial pula mereka mengampanyekan Mollo ke dunia Senda mengatakan, dulu banyak anak muda tidak tahu sejarah, budaya, dan narasi Mollo. Sekarang mereka sudah belajar lagi. ”Seni dan budaya menjadi jembatan penghubung generasi muda dan tua karena menyentuh perasaan dan jiwa, relevan dengan kehidupan,” kata Dicky, Rabu 2/3/2022.ARSIP LAKOAT KUJAWASSuasana proses perekaman musikalisasi puisi dari buku Tubuhku Batu, Rumahku Bulan oleh komunitas di Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. didirikan Dicky Senda pada 2016, merupakan kewirausahaan sosial yang fokus pada pengembangan pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi kreatif masyarakat lokal. Di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, tumbuh komunitas Babasal Mombasa yang merupakan akronim tiga suku yang ada di Banggai, yakni Banggai, Balantak, dan Saluan. Adapun Mombasa artinya membaca. Ama Achmad, pendiri Babasal Mombasa, mengatakan, komunitas itu dibentuk sebagai penanda identitas kultural Banggai. Komunitas ini rajin merekam peristiwa yang terjadi di Banggai dalam bentuk tulisan, menggelar malam puisi, dan merancang penerbitan buku-buku sastra di kabupaten yang sampai sekarang tidak memiliki toko buku serupa muncul di Madura. Salah satu penandanya adalah komunitas Perempuan Membaca yang didirikan Iffah Hannah pada 2016. Di komunitas ini, perempuan dari berbagai latar belakang dan usia didorong untuk saling berbagi cerita buku yang mereka baca, mendiskusikan persoalan yang sering dihadapi perempuan. Sebagian anggota rajin menulis pengalaman mereka di situs komunitas dalam aneka genre Solok, Sumatera Barat, muncul komunitas Gubuak Kopi pada 2012. Komunitas yang diinisiasi Albert Rahman Putra ini mendokumentasikan banyak hal tentang Solok lewat program Vlog Kampuang. Kampanye ini mendapat tanggapan antusias dari masyarakat Solok dengan mengirim dokumentasi potret sosial dan wajah kontemporer Solok. Hingga saat ini, sudah ada sekitar unggahan di akun solokmilikwarga di juga Gairah Berkisah Penulis TuaKomunitas juga merilis buku, menggelar sejumlah proyek seni dan sastra, dan menemani 100 penulis muda yang menjadi anggotanya. “Kami ingin membangun narasi tentang Solok dengan berbagai metode,” kata serupa muncul pula di berbagai daerah di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, dan lain-lain. Pada masa pandemi Covid-19, kegiatan komunitas sastra di berbagai daerah tetap jalan meski pindah ke ruang virtual. Dari pelosok-pelosok daerah di Indonesia mereka menggelar webinar penulisan sastra atau diskusi sastra di IG Live, bahkan residensi Perempuan Membaca, misalnya, menggelar IG Live untuk berbagi pengalaman soal novel pesantren dengan menghadirkan Khilma Anis, penulis Hati Suhita, yang oplahnya hampir mencapai eksemplar lewat penjualan sendiri tanpa toko sastraNirwan Arsuka, inisiator program literasi Pustaka Bergerak, melihat, munculnya komunitas-komunitas dalam beberapa tahun terakhir sebagai fenomena menarik karena di situ ada semacam demokratisasi kegiatan sastra. Pelakunya bukan hanya para sastrawan yang cukup mapan, melainkan juga kalangan lain yang semula tidak banyak bersentuhan dengan dunia DESTIAN/GALERI NASIONAL INSuasana Pameran Daur Subur 7 Circumstance pada tahun 2021. Circumstance adalah presentasi publik dari studi mengenai keterkaitan unsur dan elemen masyarakat di Kelurahan Kampung Jawa, Solok, Sumatera Barat. Proyek lanjutan dari proyek seni Daur Subur ini digagas oleh Komunitas Gubuak Kopi, sebuah komunitas yang didirikan Albert Rahman Putra. “Ini sebenarnya dilakukan sejak dulu. Tetapi kawan-kawan komunitas sekarang fasih menggunakan medium sastra sebagai ekspresi kultural maupun politik. Mereka menggunakan sastra bukan untuk ego individu tapi kolektif. Kecenderungan ini meluas di banyak daerah yang jauh dari Jawa,” ujar Nirwan, Rabu 3/3/2022.Fenomena ini, lanjut Nirwan, penting karena melahirkan narasi-narasi baru yang dikemas dalam aneka medium mulai teks tertulis, pertunjukan drama, komik, film, dan lain-lain. Perspektif yang mereka gunakan juga sangat berbeda dengan perspektif dominan dalam melihat persoalan melihat ada beberapa faktor yang mendorong fenomena tersebut. Pertama, kemudahan dalam memperoleh dan menyebarkan informasi di era dgital. Kedua, tumbuhnya penerbitan-penerbitan indie di berbagai daerah. Ketiga, ada kesadaran di kalangan komunitas sastra bahwa mereka mesti memiliki suara yang otentik. ”Sekarang suara-suara pinggiran dianggap penting dan makin dihargai. Ini merangsang kawan-kawan untuk menggali narasi-narasi lokal,” ujar jaringan komunitas sastra di daerah, lanjut Nirwan, belajar dari Yogyakarta dan Bandung yang secara kultural dianggap sebagai tandingan narasi Jakarta. Komunitas sastra di Yogyakarta dan Bandung masih ada yang setia mendampingi komunitas-komunitas sastra di daerah, mengajari mereka mengedit buku, dan mendorong teman-teman untuk pulang ke daerah masing-masing dan mengembangkan sastra di sastra di daerah, lanjut Nirwan, telah menghasilkan banyak karya dengan perspektif yang unik. ”Soal lahirnya karya yang punya kualitas tinggi kita tinggal tunggu waktu saja,” ujar yakin hal itu akan karena dari sejumlah komunitas sastra muncul penulis-penulis yang menunjukkan kemampuan yang semakin hebat dalam menggunakan bahasa Indonesia. ”Kawan-kawan di Sulsel dan NTT misalnya penggunaan bahasanya tidak kalah dengan penulis di Jawa, bahkan ada yang lebih bagus,” kata Nirwan. BSW/DOE/MHF/LSA
ASmenyatakan virus cacar monyet sebagai keadaan darurat. Saturday, 8 Muharram 1444 / 06 August 2022
Seorang anak bersama orang tuadnya membaca buku di perpustakaan mini Taman Suropat, Jakarta, Minggu 21/11. Foto Iqbal Firdaus/kumparanOrganisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization/UNESCO menetapkan Jakarta sebagai City of Literature atau Kota Sastra Dunia yang diumumkan lewat laman resmi pada 8 November 2021. Kota Sastra Dunia lainnya adalah Gothenburg Swedia dan Vilnius Lithuania.UNESCO memilih Jakarta sebagai kota sastra dunia berdasarkan kategori DKI memiliki sejarah panjang dan potensi besar untuk peningkatan serta pengembangan sastra dan literasi. Sejarah literasi Jakarta terekam sejak masa kerajaan, kolonial, awal-awal kemerdekaan Indonesia, hingga era digital saat ini. Koran, penerbit buku, Balai Pustaka, dan Ikatan Penerbit Indonesia Ikapi pertama kali berdiri di menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang masuk sebagai salah satu dari 49 kota lain di dunia, yang tergabung dalam jaringan kota kreatif dunia UNESCO's Creative City Network tahun 2021. Adapun, 7 kategori kota kreatif versi UNESCO’s Creative Cities Networking UCCN adalah kerajinan dan kesenian rakyat, kesenian media, musik, film, desain, gastronomi, dan sastra. Hingga kini, total sudah ada 295 kota dari 90 negara ikut berinvestasi dalam budaya dan kreativitas untuk memajukan pembangunan perkotaan DKI Jakarta, Anies Baswedan menunjukkan buku kepada anak-anak. Foto Instagram/aniesbaswedanGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap agar terpilihnya Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia ini dapat berlanjut untuk dikembangkan di masa mendatang. Hal ini menunjukkan sejarah Jakarta yang kuat perlu terus dijaga dan dikembangkan pada masa depan."Kami merasa sangat bangga atas pemilihan UNESCO ini. Sebagai sebuah kota, Jakarta ini harus dibangun secara berkelanjutan. Pembangunan infrastruktur yang kami lakukan selama ini penting untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang maju. Tetapi, kami juga meningkatkan kualitas manusianya. Inilah yang akan mendorong proses pembangunan berkelanjutan,” ujar Provinsi DKI Jakarta berupaya secara optimal dalam pembangunan, baik infrastruktur maupun kualitas sumber daya manusia SDM. Hasilnya bisa terlihat dalam Indeks Pembangunan Manusia IPM Provinsi DKI Jakarta pada 2021 yang mencapai 81,11. IPM DKI berada di atas rerata nasional 72,29 dan menjadi yang tertinggi dari seluruh provinsi di Tanah Air. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan Jakarta membaca buku. Foto Instagram/aniesbaswedanSastrawan Berkelas DuniaKota Jakarta juga dikenal sebagai pencetak sastrawan berkualitas dan berkelas dunia. Sebut saja Chairil Anwar dan Pramoedya Ananta Toer yang sudah mendapatkan belasan penghargaan beranjak, geliat dunia sastra di Tanah Air masih terlihat sampai dengan saat ini, meskipun sudah sekitar 2 tahun terhambat karena pandemi COVID-19. Komunitas-komunitas sastra masih menjadi penopang terus bertahannya potensi dunia sastra di Indonesia.“Pertumbuhan dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan literasi di seluruh Indonesia secara umum masih sehat,” kata budayawan Betawi Yahya Andi mengatakan, kegiatan sastra di Jakarta masih digerakkan oleh kelompok-kelompok masyarakat seperti Komunitas Sastra Indonesia KSI, Dapur Sastra Jakarta, Yayasan Puisi Indonesia YPI, dan orang anak membaca buku di perpustakaan mini Taman Suropat, Jakarta, Minggu 21/11. Foto Iqbal Firdaus/kumparanBeri Ruang BerekspresiSelama ini, Pemprov DKI berkomitmen memberikan ruang kepada semua pihak untuk melakukan kegiatan kesusastraan di pusat-pusat pelatihan seni dan budaya yang telah Kepala Dinas Kebudayaan DKI Iwan Hendry Wardhana, dinobatkannya Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia oleh UNESCO tidak terlepas dari tersedianya ruang dan waktu bagi pekerja seni dan budaya di Jakarta untuk berekspresi."Gubernur DKI Bapak Anies Baswedan sudah lama memberikan ruang dan waktu kepada pekerja seni budaya Jakarta, khususnya terkait dengan kebebasan berekspresi dan berekosistem di DKI," ungkap Iwan, Kamis 25/11.Iwan menambahkan, pusat pelatihan seni dan budaya sudah tersebar di kota administrasi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Masing-masing kota administrasi memiliki 1 pusat pelatihan."Kami membuat aktivitas yang didukung dengan berbagai sumber daya yang ada di Dinas Kebudayaan. Kami cukup yakin bahwa Jakarta akan terus menjadi ekosistem bagi seni budaya," tegas proses revitalisasi Taman Ismail Marzuki TIM yang hampir selesai digadang-gadang bakal menjadi salah satu fasilitas utama yang mendukung ekosistem tersebut dan menjadi penarik perhatian dunia.
KOMPETISIDEBAT SASTRA TINGKAT SMA 2022. Temukan pengalaman dan gagasan baru melalui kesenian dan pemikiran di Salihara Arts Center. KOMPETISI. ACARA. SEWA. Dukung program kami. Selengkapnya. Previous. Next. Salihara Arts Center Jl. Salihara No.16, Ps. Minggu, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520
buku perpustakaan. ©2012 - Mengunjungi festival buku internasional atau tempat-tempat sastra yang bersejarah adalah ide untuk perjalanan sempurna Anda. Untuk itu, lokasi-lokasi ini harus ada dalam daftar Anda. Dari perpustakaan jalanan yang inovatif di Indonesia, hingga festival permainan kata-kata di Austin, Texas. Artikel ini merangkum lima kota terbaik untuk perjalanan sastra di 2019. 12 bulan ke depan tidak diragukan lagi Anda akan melihat eksplorasi yang sama menariknya dari politik dan budaya melalui literatur, dengan perkembangan menarik terjadi di seluruh dunia. Kelima tujuan ini mencakup empat benua pastimenjadi bagian dari percakapan sastra global pada 2019. Terbanglah bersamaScoot untuk menuju festival literatur di lima kota ini Pameran buku musim semi di Budapest, Hongaria Generasi Nyugat adalah sekelompok novelis dan penyair yang tumbuh subur di Budapest awal abad ke-20, yang berafiliasi dengan jurnal filosofis Nyugat yang berpengaruh. Meski dibaca dan dihormati di seluruh Eropa Timur, sedikit yang diketahui tentang Sándor Márai, Mihály Babits, dan DezsÅ Kosztolányi di luar wilayah pada waktu itu. Saat ini, budaya sastra Budapest yang kaya, terus tumbuh dari fondasi yang diletakkan oleh para penulis ini. Hadik Café, tempat nongkrong penulis legendaris yang didirikan pada 1911, terus menyajikan makanan tradisional Hongaria dalam suasana bersejarah mempesona. Baru-baru ini, Massolit Books and Café mengambil namanya dari Bulgakov's Master dan Margarita menjadi pusat sastra kontemporer kota ini, menjadi tuan rumah acara buku dan ceramah, serta menjual berbagai macam buku bekas. Bagi mereka yang ingin merencanakan perjalanan, pertimbangkan berkunjung pada akhir April, ketika musim semi mekar penuh. Pameran Buku Internasional Budapest membawa gebrakan kutu buku ke ibukota Hongaria. Puisi dan permainan kata-kata di Austin, Amerika Serikat Pada 1995, Ibu Negara Texas Laura Bush mendirikan Festival Buku Texas, yang berkembang menjadi perayaan sastra yang menarik perhatian para penulis dari seluruh dunia. Sejak momentum ini, sejumlah festival sastra khusus muncul di Austin, termasuk Austin International Poetry Festival, Texas Teen Author Festival, African American Book Festival, dan O Henry Pun Kejuaraan Dunia Off. Temukan keajaiban sastra di Jakarta, Indonesia Indonesia akan menjadi Fokus Pasar di London Book Fair 2019, jadi majui kurva sebelum semua orang mendiskusikan adegan sastra yang sedang berkembang di negara ini. Indonesia memiliki salah satu komunitas sastra paling inovatif dan kreatif di dunia, ditandai oleh Pustaka Bergerak, jaringan perpustakaan bergerak yang menjangkau ratusan komunitas di seluruh negeri. Lihatlah jaringan toko-toko buku independen di Jakarta yang sedang berkembang, termasuk Aksara dan studio buku Seumpama. Setelah kehabisan ini, pastikan untuk mengunjungi perpustakaan jalanan di Bandung, sebuah kota dalam jarak perjalanan sehari dari ibukota Indonesia. Dengarkan suara-suara baru yang menarik di Lagos, Nigeria Komunitas sastra Lagos tumbuh dan berkembang, dengan Asosiasi Penulis Nigeria ANA mengadakan bacaan bulanan dan pertemuan sosial di kota untuk menciptakan jaringan penulis yang kuat di ibukota negara dan lebih jauh. Lokasi ini juga masuk dalam daftar ini, karena banyak penulis hebat Nigeria yang terjun ke kancah sastra global, termasuk Chibundu Onuzo, Chinelo Okparanta, Akwaeke Emezi, dan penulis terkenal Chimamanda Ngozi Adichie. Salah satu dari mereka, suara paling berpengaruh tentang gender dan identitas di seluruh dunia. Membaca di bawah sinar matahari di Los Angeles, Amerika Serikat Toko Buku Terakhir di Los Angeles adalah lokasi yang sempurna untuk selfie kutu buku yang siap pakai di Instagram, berkat tata letaknya yang menarik dan nuansa komunitas yang menawan. LA dikenal karena cuaca panas sepanjang tahun, dan Perpustakaan Umum Santa Monica memanfaatkan sepenuhnya ini dengan tempat duduk di luar ruangan di mana pengunjung dapat berjemur di bawah sinar matahari dengan sebuah buku. [sya]
Jakarta- Guna melengkapi dokumentasi kerja sama Progran Studi (Memorandum of Understanding—MoU, Memorandum of Agreement - MoA/Program Kerja Sama dalam meningkatkan jaringan kerja sama lembaga pemerintah, Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas menggelar Lokakarya yang dilaksanakan di Hotel
Komunitas Sastra Indonesia disingkat KSI adalah organisasi kesenian nirlaba di Indonesia yang bergerak di bidang kesenian, utamanya sastra. Komunitas ini didirikan pada tahun 1996, dengan tujuan ikut menumbuhkembangkan gairah bersastra melalui berbagai kegiatan pendukung. Komunitas Sastra Indonesia didirikan oleh beberapa sastrawan Indonesia, antara lain Ahmadun Yosi Herfanda, Ayid Suyitno PS, Azwina Aziz Miraza almarhumah, Diah Hadaning, Hasan Bisri BFC, Iwan Gunadi, Medy Loekito, Shobir Poer, Slamet Rahardjo Rais, Wig SM, dan Wowok Hesti Prabowo.[1]
ProduksiSastra Komunitas Sastra Salihara, Jakarta Di daerah Jakarta, satu komunitas sastra yang paling besar dan eksis adalah Komunitas Salihara. Komunitas Sastra Salihara, merupakan komunitas sastra yang paling produktif menjalankan program-program yang telah disusunnya. Komunitas ini, dapat dikatakan, sudah sangat profesional mengelola
› Sastra berperan krusial bagi komunitas-komunitas di daerah. Tapi, setiap komponen mempunyai masalah masing-masing yang perlu dibenahi. Salah satu yang terasa adalah peran negara sebagai maesenas yang belum maksimal. Oleh BUDI SUWARNA, ELSA EMIRIA LEBA, VINA OKTAVIA 4 menit baca NINO CITRA ANUGRAHANTORendra Agusta, Ketua Komunitas Sraddha, mengecek kondisi naskah kuno pada media lontar di Museum Radyapustaka, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu 29/12/2021. Preservasi naskah lontar menjadi salah satu kegiatan dari komunitas yang bergelut di bidang sastra Jawa itu. Selain itu, komunitas tersebut juga kerap melakukan perjalanan untuk meretas jarak sejarah yang terlupakan di sejumlah desa di lereng gunung-gunung di KOMPAS — Fenomena munculnya komunitas-komunitas sastra perlu disokong agar gerakan ini bisa terus menguat di masa mendatang. Caranya, antara lain, dengan ikut memperkuat ekosistem gerakan sastra, terutama di daerah-daerah, misalnya penerbitan lokal. Meskipun ekosistem sastra di negeri ini terbilang sehat, semestinya bisa lebih sehat Hasan Aspahani berpendapat, setiap komponen mempunyai masalah masing-masing yang perlu dibenahi. Salah satu yang terasa adalah peran negara sebagai maesenas yang belum maksimal, seperti terkait sistem royalti bagi penulis dan terbatasnya penerjemahan buku luar ke bahasa Indonesia. Penghargaan terhadap penulis dan karya sastra juga belum setara dengan penghargaan dalam olahraga. ”Saya pernah usul tiap tahun ada semacam pemilihan Poet Laureate. Di Amerika Serikat, Library of Congress mengangkat satu penyair sebagai duta sastra sepanjang tahun dan mengampanyekan sastra di kampus dan komunitas. Dari situ bisa kelihatan negara hadir,” kata Hasan di Jakarta, Senin 7/3/2022.Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta ini menambahkan, terbentuknya komunitas sastra bisa terjadi karena beberapa hal. Hali itu antara lain persamaan estetika atau ideologi; kesamaan latar belakang seperti ras/etnis; kehadiran media; atau dorongan maesenas. Ketika teknologi digital hadir, kemudahan yang ditawarkan makin membantu komunitas bertumbuh dan dunia digital ini, sastrawan Warih Wisatsana menilai pandemi melahirkan kesadaran realitas spiritual bahwa manusia bisa bertemu meskipun terjadi pembatasan sosial berkat teknologi. Lahirnya berbagai komunitas susastra di pelosok terbantu karena pertemuan bisa terjadi dengan biaya murah, seketika, dan serentak. ”Ini menjaga daya kreatif tiap wilayah,” katanya sembari menegaskan bahwa pemerintah daerah harus merawat komunitas itu, sastrawan Lampung, Ari Pahala Hutabarat, mengatakan, selama pandemi Covid-19, sastrawan di Lampung lebih banyak bertemu di ruang virtual. Berbagai acara diskusi tentang literasi dan sastra daerah tetap digelar secara daring. Sejumlah sastrawan juga melahirkan karya bertema pandemi Covid-19. Ia mencontohkan, sastrawan Isbedy Stiawan ZS menerbitkan buku berjudul Buku Tipis untuk Kematian pada Oktober YUDISTIRAUbud Writers and Readers Festival UWRF ke-14 di Ubud, Gianyar, Bali, resmi dimulai Rabu 25/10. Festival sastra dan seni, yang rutin digelar di Ubud setiap tahun sejak 2004, tahun ini menghadirkan sekitar 150 pembicara dari kalangan penulis, penyair, musisi, dan seniman dari Indonesia dan mancanegara. Dalam jumpa media di Ubud, Rabu, hadir pula pendiri dan Direktur UWRF Janet DeNeefe duduk, kedua dari kiri.Pegiat literasi Pustaka Bergerak, Nirwan Arsuka, mengatakan, untuk membantu memperkuat ekosistem sastra di era digital ini, Pustaka Bergerak sedang mengembangkan sebuah situs/aplikasi sastra dengan teknologi blockchain. Dengan demikian, para penulis di mana saja berada bisa memonetisasi karya-karya mereka. Direncanakan, situs/aplikasi tersebut akan dirilis pada setuju dengan itu. Baginya, sastra berperan krusial bagi komunitas-komunitas di daerah. Sastra turut menjadi kekuatan gerakan sosial. Di Mollo, Nusa Tenggara Timur, tutur Hasan, komunitas Lakoat. Kujawas membuat perpustakaan dan mengumpulkan warga desa untuk menulis tentang Mollo dan pangan Hasan mengingatkan, ekosistem sastra melibatkan sejumlah komponen, yakni sastrawan, masyarakat, penerbit, dan maesenas. Peran maesenas bisa diambil negara atau orang yang peduli, seperti saat kelahiran Balai Pustaka. Empat komponen ini harus sehat untuk mendukung gairah gerakan komunitas sastra di sastrawan harus menjaga semangat untuk melahirkan penulis-penulis baru. Pembaca juga perlu dibina lewat gerakan literasi. Selain itu, baik itu penerbit buku, media konvensional, maupun media daring perlu terus memberi ruang bagi karya sastra untuk terbit dan diapresiasi dengan layak. Terakhir, maesenas seperti negara atau orang kaya perlu memupuk kesadaran akan pentingnya sastra, misalnya dengan pendirian yayasan terkait.”Kalau semua komponen ini sehat, ekosistem sastra akan sehat,” kata penulis kelahiran Kalimantan Timur FATHONINirwan Ahmad Arsuka, pegiat literasi Pustaka Bergerak Jejaring dan kritikusNirwan Arsuka mengatakan, selama ini sebagian jaringan komunitas sastra di daerah, terutama di Sulawesi, banyak belajar di Yogyakarta dan Bandung yang secara kultural dianggap daerah yang bisa melahirkan wacana tanding atas narasi di Jakarta. Hingga kini sejumlah komunitas sastra di dua kota itu setia mendampingi komunitas-komunitas di daerah. Mereka mengajari mengedit buku, mendorong teman-teman untuk pulang, dan mengembangkan sastra di lainnya, bagaimana gerakan ini juga bisa merangsang lahirnya kritikus sastra. Kritikus tidak hanya dibutuhkan di daerah, tetapi juga di tingkat nasional. Sampai sekarang belum ada lagi kritikus sastra semacam HB Jassin yang tekun mendokumentasikan sastra dan menelaah. Penelaah sastra dibutuhkan agar sastra bisa dieksplorasi lebih juga lahir cara pandang atau kurikulum terhadap sastra. Sastra harus diperlakukan sama seperti memperlakukan teknologi mengingat sastra membangun peradaban yang Lampung, kata Ari Pahala, sejak satu dekade terakhir, budayawan dan sastrawan di Lampung mendorong pendirian fakultas ilmu budaya untuk menambah dukungan keilmuan bagi sastra. BSW/LSA/VIO EditorMOHAMMAD HILMI FAIQ
. 189 363 462 135 480 222 351 295
komunitas sastra di jakarta